Perbedaan Kadar Alkohol Organ Hati Tikus Putih Karena Mati Fisiologis dan Keracunan Alkohol dengan Metode Mikrodifusi Conway yang Dikubur dalam Tanah Suasana Asam Selama 72 jam
MUHAMMAD ISWAHYUDI, dr. IBG. Surya Putra Pidada, Sp.F; Dra. Suhartini, Apt., SU
2015 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTERLatar Belakang: Alkohol adalah minuman umum yang disalah gunakan dikalangan remaja dan dewasa muda. Diperkirakan bahwa setidaknya 50 % dari remaja yang berusia 12-20 tahun telah meminum minuman beralkohol dan banyak juga yang menjadi kecanduan alkohol hingga terjadi keracunan alkohol. Dan beberapa tahun terakhir makin banyak yang mati karena meminum minuman keras oplosan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar alkohol organ hati pada tikus putih dewasa jenis wistar karena mati fisiologis dan keracunan alkohol yang dikubur dalam tanah suasana asam selama 72 jam. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah 30 sampel tikus yang diambil dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT-UGM). Sampel yang digunakan adalah sampel organ hati tikus. Organ hati dilakukan pengukuran kadar alkohol dengan menggunakan metode semikuantitatif mikrodifusi conway. Hasil Penelitian : Dari 30 sampel tikus, rata-rata hasilnya positif terdapat alkohol namun hanya 1 hasilnya negatif. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik (p lebih dari 0.05) antara kadar alkohol organ hati tikus putih yang mati fisiologis dan keracunan alkohol dengan metode mikrodifusi conway yang dikubur dalam tanah suasana asam selama 72 jam. Kesimpulan Penelitian: Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kadar alkohol organ hati tikus putih yang mati fisiologis dan keracunanalkohol dengan metode mikrodifusi conway yang dikubur dalam tanah suasana asam selama 72 jam.
Background: Alcohol misuse is a common drink among teenagers and young adults. It is estimated that at least 50% of adolescents aged 12-20 years have been drinking alcohol and many are becoming addicted to alcohol until the case of alcohol poisoning. And the last few years more and more who died from drinking adulterated liquor. Objective: This study aimed to determine differences in alcohol content of liver in adult rats wistar types because alcohol poisoning physiological dead and buried in the soil acidic atmosphere for 72 hours Methods: The experiment used cross-sectional method with 30 samples of rats taken from LPPT-UGM (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada). Sample used in the experiment was rat's liver organ. Alcohol concentration found in rat's liver was measured with semi-quantitanive conway microdifusion. Result: Of the 30 samples of mice, on average there is a positive result of alcohol but only one negative result. From the analysis using the chi-square test showed that there was no statistically significant difference (p more than 0.05) between levels of alcohol liver white rats that died physiological and alcohol poisoning with conway mikrodifusi methods are buried in the soil acidic atmosphere for 72 hours. Conclusion: There is no statistically significant difference between the level of alcohol liver white rats that died physiological and alcohol poisoning mikrodifusi method conway buried in the soil acidic atmosphere for 72 hours
Kata Kunci : Alkohol, tikus putih, organ hati, mikrodifusi conway