HUBUNGAN GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE DENGAN HEPATITIS B TERSAMAR PADA WARIA DI YOGYAKARTA

MUSLICH IDRIS AL MASHUR, Dr. Didik Setyo Heriyanto, Ph.D, Sp.PA; Dr. Hanggoro Tri Rinonce, Ph.D

2015 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang : Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular berbahaya yang disebabkan virus hepatitis B (VHB). Infeksi VHB merupakan permasalahan kesehatan global. Waria adalah populasi beresiko terinfeksi VHB melalui kontak seksual. Infeksi hepatitis B tersamar dikarakteristikkan sebagai infeksi VHB tanpa terdeteksinya antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), yang dapat menyamarkan terjadinya risiko transmisi infeksi VHB. Infeksi hepatitis B tersamar dihubungkan dengan fibrosis jaringan hati dan karsinoma hepatoseluler. Pada populasi beresiko dibutuhkan suatu prediktor infeksi hepatitis B tersamar yang dapat dideteksi dengan cepat agar kejadian infeksi hepatitis B tersamar bisa dikendalikan. Gamma Glutamyl Transferase (GGT) adalah enzim mikrosomal yang kenaikannya dapat digunakan untuk memprediksi kejadian fibrosis dan kerusakan jaringan hati. Hubungan GGT dengan infeksi Hepatitis B tersamar belum jelas dan perlu diteliti. Tujuan : Mengetahui hubungan GGT dengan kejadian infeksi Hepatitis B tersamar pada waria di Yogyakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan menggunakan sampel darah subjek. Diagnosis infeksi hepatitis B tersamar pada subjek ditentukan dengan metode passive hemaglutination didapatkan HBsAg dan anti-VHC negatif, dan pemeriksaan PCR didapatkan DNA VHB positif. Kadar GGT diukur dengan metode absorbansi spektrofotometer. Kemudian akan dilakukan analisis statistik terkait hubungan kadar GGT dengan kejadian infeksi hepatitis B tersamar. Hasil : Dari 42 sampel, 17 sampel didiagnosis sebagai infeksi hepatitis B tersamar (40,5%). Satu dari 17 sampel didapatkan kenaikan kadar GGT (5,9%). Dari analisa statistik didapatkan P>0,05 yang menandakan tidak ada hubungan bermakna antara GGT dan infeksi hepatitis B tersamar. Kesimpulan : GGT tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian infeksi hepatitis B tersamar dan belum bisa dijadikan prediktor terjadinya infeksi hepatitis B tersamar.

Backgrounds : Hepatitis B is an infectious disease caused by hepatitis B virus (HBV). HBV infection is global health problem. Transvetites are population at risk of HBV infection through sexual contact. Occult Hepatitis B infection (OBI) is characterized by presence of HBV infection without detectable hepatitis B surface antigen (HBsAg), which can disguise the risk of transmission of HBV infection. OBI is associated with progression of liver fibrosis and hepatocellular carcinoma. At-risk populations need a predictor of OBI which can be detected quickly so that the incidence of OBI can be controlled. Gamma Glutamyl Transferase (GGT) is a microsomal enzyme which increase can be used to predict the incidence of liver fibrosis and tissue damage. GGT relationship with OBI is unclear and need to be investigated. Objectives : To determine the relationship GGT with OBI incidence on transvetites in Yogyakarta. Methods : This study used a cross-sectional design using a blood sample of the subject. OBI diagnosis on the subject is determined by the method of passive hemaglutination obtained negative HBsAg and anti-HCV, and by PCR, obtained positif HBV DNA. GGT level were measured by a spectrophotometer absorbance method. Then the statistical analysis were conducted regarding the relationship GGT level with the incidence of OBI. Results : From the 42 samples, 17 samples diagnosed as OBI (40,5%). Increased level of GGT were found in 1 of the 17 samples (5,9%). From the statistical analysis, we obtained P>0,05 indicating no significant association between GGT and OBI. Conclusions : GGT does not have a significant relationship with OBI and can not be used as predictor of OBI occurence.

Kata Kunci : gamma glutamyl transferase, hepatitis B tersamar, waria