Karakteristik Upacara Pernikahan Shinto (Shinzen Kekkonshiki)
HARLYSA ANGGRENI, Dr. Tatang Hariri, M. A.
2016 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGSkripsi ini merupakan penelitian tentang upacara pernikahan Shinto yang bertujuan untuk mencari dan memaparkan karakteristik upacara pernikahan Shinto di Jepang, serta mengapa masyarakat Jepang memilih model pernikahan tersebut . Pernikahan Shinto adalah upacara pernikahan yang dilakukan dengan ritual agama Shinto. Penelitian pernikahan budaya ini dilihat dari zaman Asuka ( 592 - 710 ) hingga saat ini (2015) (setelah Perang Dunia Kedua ). Tapi, pernikahan Shinto telah dikenal oleh masyarakat Jepang pada zaman Meiji. Namun, dapat dilihat sejarah pernikahan Shinto saat ini relatif sedikit. Pada tahun 1900, pernikahan Kaisar Taisho untuk pertama kalinya dilakukan di kuil, kemudian pernikahan Shinto tersebut dikenal luas oleh masyarakat Jepag bahkan orang biasa juga dapat melaksanakan pernikahan tersebut. Data penelitian yang utama adalah "Shinto The Kami Way" ( Sokyo Ono dan William Woodward, 2004), mengacu pada literatur bahasa Inggris, literatur Jepang dan referensi lainnya yang dikumpulkan. Shinto adalah agama yang proses penerimaannya panjang pada masyarakat Jepang. Ajaran yang menjadi contoh norma yang dapat diambil dalam kehidupan di Jepang menjadi landasan dari ikatan sosial yang kuat dalam hubungan masyarakat dan keluarga. Dalam Skripsi ini, karakteristik upacara pernikahan Shinto di bagi menjadi tiga poin. Pertama, dari sisi ideologi masyarakat Jepang menginginkan indah dan suci. Kedua, dari perilaku sehari - hari dijiwai dengan rasa hormat, menghargai dan tidak rakus. Ketiga, maksud hormat dan tidak rakus dinyatakan dalam pakaian dan alat yang digunakan sebagai simbol.
This research is about Shinto's wedding, address to understand cultural characteristic in Shinto's wedding ceremony, as well as understanding why Japanese people choose this model of marriage. Shinto's wedding is a wedding ceremony, which Shinto ritual within. This research is focused on Asuka (592 - 710) till nowadays. However Shinto'ss wedding was popular among Japanese since Meiji era. Eventhough, in as written in the history, rarely people of Japan doing this kind of marriage. In 1900, Taisho caesar, for the first time wedding was conduct in shrine, then, shinto's wedding is known wide by people. Main research data is "Shinto The Kami Way" (Sokyo Ono and William Woodward, 2004), refer to English literature and other reference is gathered. Shinto is a religion, which the process of acceptance need a long run time. The discipline, which is as example is norm from Japanese exist in society day to day life, become the basis of social bound, very strong in relationship among society and family. In this research, the characteristic of Shinto's wedding ceremony consist of three point of view. First, ideological sense, show that Japanese people need to be beautiful and sint. Second, from day to day life inspired with noble, respect and no greedy. Third, the idea of noble and no greedy are expressed in cloth they wear and tools, as symbol.
Kata Kunci : Kata Kunci : pernikahan Shinto, mitologi, Jepang, budaya Key Word: Shinto Wedding, mythology, Japan, Culture