Laporkan Masalah

Representasi Perempuan dalam Pemilu 1955 di Yogyakarta

HAJAR NUR SETYOWATI, Dr. Margana, M.Phil

2016 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Studi ini mengeksplorasi tentang representasi perempuan dalam Pemilu 1955 di Yogyakarta. Representasi perempuan dalam lembaga politik merupakan bukti kredibilitas pemerintahan yang demokratis sebagaimana didengung-dengungkan oleh pemerintah Indonesia di tahun 1950-an setelah Indonesia merdeka. Permasalahan pokok dalam studi ini adalah bagaimana representasiperempuan pada penyelenggaraan Pemilu 1955 sebagai pemilu nasional pertama setelah Indonesia merdeka. Apa bentuk-bentuk representasi perempuan dalam proses Pemilu 1955. Apakah representasi perempuan dalam Pemilu 1955 di Yogyakarta telah menunjukkan kesetaraan kesempatan bagi perempuan sebagai warga negara dalam pemerintahan yang demokratis. Jika representasi perempuan pada pemilu 1955 belum sepenuhnya terwujud, apa faktor penyebabnya. Di sisi lain, apakah perempuan memiliki ruang politik yang lain untuk menyatakan aspirasinya sebagai warga negara? Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil Pemilu 1955 di Yogyakarta mengecewakan pergerakan perempuan karena hanya 1 perempuan yang lolos sebagai anggota DPR. Minimnya representasi perempuan tersebut dipicu oleh beberapa faktor, yaitu kecenderungan banyak aktivis perempuan yang juga menjadi aktivis partai atau berafiliasi pada partai politik lebih tunduk kepada disiplin partai maupun ideologi partai dibanding kepentingan meloloskan perempuan sebagai wakil rakyat. Selain itu nilai-nilai kultural Jawa yang menempatkan politik sebagai ruang publik dan bukan merupakan ruang berkhidmat perempuan ikut berkontribusi pada minimnya keterwakilan perempuan. Meskipun demikian, gerakan perempuan memiliki ruang lain untuk menyatakan aspirasinya dengan menjadi kelompok kepentingan maupun kelompok penekan.

This study depicts about women representation in the 1955 General Elections in Yogyakarta. Women representation in political institution is an evidence of democratic government credibility as being voiced by Indonesia government in the 1950 after Indonesia�¢ï¿½ï¿½s independence. A primary issue in this study are, women representation in the 1955 General Election in Yogyakarta as the first national election after Indonesia's independence,What the forms of women representation in the 1955 elections process were. Has women representation in this election showed equal opportunity for women in the democratic government. If it had not been fullfilled, what is the cause? Did women have another domain to assert their political voice as citizens? The results of this study showed that the 1955 General Election in Yogyakarta were disappointed for women's movement in Yogyakarta, because only one name of woman was selected as members of Parliament. It was triggered by several factors, namely the tendency of many women activists who also became party activists or affiliated to a political party is more subject to party discipline and party ideology than passing the need for women as as representatives. In addition to to that, the Javanese cultural values that puts politics as a public space and not a space for women aspiration contributed to the lack of female representation. Nevertheless, the women's movement had another room to express their aspirations through a women's organizations as group of interest or group of pressure.

Kata Kunci : Kata Kunci: Keterwakilan Perempuan, Pemilihan Umum.

  1. S2-2016-292353-abstract.pdf  
  2. S2-2016-292353-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-292353-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-292353-title.pdf