Model Presentasi Situs Watu Kandang Ngasinan, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah
MUHAMMAD JUNAWAN, Dr. Anggraeni, M. A
2016 | Tesis | S2 Ilmu ArkeologiWatu kandang adalah istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menyebut suatu susunan batu berbentuk persegi atau rectangular of stones. Watu Kandang Ngasinan terletak Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Watu kandang merupakan warisan budaya megalitik yang semakin lama berkurang secara kualitas dan kuantitas. Hasil penelitian dan informasi tentang watu kandang belum sampai kepada masyarakat secara optimal sehingga menyebabkan pengetahuan masyarakat masih minim. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai perilaku masyarakat terhadap watu kandang. Upaya pemanfaatan Situs Watu Kandang Ngasinan telah dilakukan oleh Pemda dengan memasukkan ke dalam Perda Nomor 1 tahun 2013 sebagai kawasan lindung arkeologi. BPCB Jateng juga telah melakukan kajian zonasi dengan menentukan batas-batas pemanfaatan situs, namun kebijakan-kebijakan tersebut belum diinformasikan secara baik dengan stakeholder lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu segera diselesaikan untuk meminimalisasi kerusakan situs. Penelitian yang dilakukan penulis saat ini berupaya untuk memberikan solusi alternatif tentang pemanfaatan situs warisan budaya melalui interpretasi dan penyusunan model presentasi Situs Watu Kandang Ngasinan. Penelitian yang dilakukan menitikberatkan pada pengungkapan nilai dan makna watu kandang serta model cara mempresentasikannya kepada masyarakat. Interpretasi dan presentasi diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memahami exixtance dari watu kandang di lingkungannya. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan apresiasi dan rasa memiliki terhadap watu kandang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion. Data yang diperoleh berupa data deskriptif tentang interpretasi para stakeholder terhadap watu kandang. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat model presentasi Situs Watu Kandang Ngasinan. Penelitian ini dimulai dengan penjelasan tentang nilai dan makna watu kandang kepada masyarakat. Presentasi dilakukan dengan membuat watu kandang sebagai kenangan budaya. Tema utama ini diharapkan dapat memberikan referensi dan refleksi dari watu kandang ke dalam kehidupan masyarakat saat ini. Melalui presentasi situs, masyarakat diharapkan mendapatkan kemudahan dalam memperoleh nilai dan makna watu kandang.
Watu kandang is the term given by the local community to refer to an a stone enclosure an arrangement of stones. Watu Kandang discussed in this thesis is located at Ngasinan, Karanganyar Regency, Central Java Province. Watu kandang as a megalithic cultural heritage gradually reduces in term of quality and quantity. The result of researches about the watu kandang have not been informed. So that the knowledge of the society about watu kandang is still minimal. This led to the unproper activities against the watu kandang. Efforts to utilize Watu Kandang Ngasinan have been carried out by local government by announcing Perda No. 1 2013 this site toprotect. BPCB Jateng has generated zoning by determining the limits of the utilization of the site, however these policies have not been well informed to other stakeholders. These problems need to be resolved immediately to minimize the damage of the site. Research conducted by the author is aimed to provide alternative solutions concerning the utilization of the cultural heritage through interpretation and drafting a model of presentation of the Watu Kandang site at Ngasinan. This research is focused on the disclosure of the value and meaning of watu kandang as well as a model of how to presenting them to the community. Interpretation and presentation of watu kandang is expected to facilitate the community in understanding the exixtance of watu kandang in its environment. Moreover it is expected to increase appreciation and to develop a sense of belonging to watu kandang. This research is done by using qualitative research methods by observation, interview, and Focus Group Discussion. Thus, generating a descriptive data about interpretation of stakeholders about watu kandang which is used to develop a presentation model of Watu Kandang at Ngasinan Site. This research is started with explanation of the value and meaning of the Watu Kandang among people at surronding Ngasinan site. The presentation are carried out by making watu kandang as cultural memories. This main theme is expected to give references and reflections of watu kandang in the life of today's society. Through the presentation of the site, the community is expected to gain the ease in obtaining the value and meaning of watu kandang.
Kata Kunci : interpretation, presentation, watu kandang, cultural memories