Strategi Penghidupan Masyarakat Penghasil Gula Semut di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo
ELIK MERBAWANI, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc
2016 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHStrategi penghidupan masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari kapabilitas individu atau rumah tangga dalam suatu masyarakat tertentu. Sementara itu faktor eksternal dalam penelitian ini adalah keberadaan musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Masyrakat di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap sebagian besar mengandalkan produksi gula kelapa dalam bentuk gula semut sebagai penghidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui strategi penghidupan masyarakat penghasil gula semut di Desa Hargotirto dan 2) mengetahui output dan outcome yang dapat diukur dari strategi penghidupan yang dilakukan oleh rumah tangga penghasil gula semut. Sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pemilihan sampel acak atau random sampling. Populasi pada penelitian ini yaitu rumah tangga penghasil gula semut di Desa Hargotirto. Lokasi pengambilan sampel berada di Dusun Sekendal dengan sampel yang diambil sebanyak 35 rumah tangga penghasil gula semut. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabel silang agar mempermudah dalam mengambarkan kondisi aset, akses dan aktivitas rumah tangga pada tiap musimnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penghidupan rumah tangga penghasil gula semut di Desa Hargotirto hampir setengahnya merupakan rumah tangga dengan strategi survival dengan persentase 48,57%. Sisanya dengan 37,14 % merupakan rumah tangga strategi konsolidasi, dan sisanya dengan 14,29 % merupakan rumah tangga dengan strategi akumulasi. Rumah tangga dengan strategi survival memiliki pendapatan (output) antara Rp 200.000 – Rp 450.000/bulan dengan persentase sejumlah 47,06 %. Sisanya dengan 52,94 % memiliki pendapatan sekitar Rp 500.000 – Rp 650.000/bulan. Pendapatan (output) dari rumah tangga strategi konsolidasi mayoritas berkisar antara Rp 900.000- Rp 1.250.000/bulan sebanyak 61,54 %. Sisanya sejumlah 38,46 % memiliki pendapatan yang lebih tinggi yaitu dengan Rp 1.300.000-Rp 1.600.000. Rumah tangga strategi akumulasi memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada dua kategori di atas, sebanyak 60 % rumah tangga pada strategi ini memiliki pendapatan Rp 2.000.000-Rp 2.500.000/bulan. Sisanya dengan 40 % memiliki pendaptan > Rp 2.500.000/bulan. Rumah tangga akumulasi memiliki outcome yang paling baik dimana mereka mampu mencukupi kebutuhan kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Community livelihood strategies are influenced by internal factors and external factors. Internal factors derived from the capabilities of individuals or households in a given society. While the external factors in this research is the existence of the season is the dry season and rainy. Society in Hargotirto, Kokap mostly rely on the production of palm sugar in the form of granulated as their main activity. This study aims to 1) determine the household livelihood strategies those produce granulated palm sugar in Hargotirto village and 2) know the outputs and outcomes that can be measured from that household livelihood strategies The research sample was done by using a random sample selection. The population in this study are households those produce a granulated palm sugar in Hargotirto village. Sampling sites located in the hamlet Sekendal with a sample taken 35 domestic producer of granulated palm sugar. Data were collected using a questionnaire. Data analysis was done using frequency tables and cross tables in order to explain the condition of assets, access and household activities in each season. The results showed that livelihood strategy of households those produce granulated palm sugar in Hargotirto almost half of the households with survival strategies with a percentage of 48.57%. The rest with 37.14% is domestic consolidation strategy, and the rest with 14.29% of households with an accumulation strategy. Households with survival strategies have incomes (output) between Rp 200,000 - Rp 450,000 / month with the percentage amount of 47.06%. The rest with 52.94% had revenues of approximately Rp 500,000 - Rp 650,000 / month. Income (output) of household consolidation strategy majority ranges between Rp 900.000- Rp 1,250,000 / month with a total percentage of 61.54%. The remaining amount of 38.46% have a higher income is Rp 1,300,000 to Rp 1,600,000. Accumulation strategies households have higher incomes than the two categories above, 60% of households in this strategy have an income of Rp 2,000,000 to Rp 2,500,000 / month. The remaining 40% have income of more than Rp 2,500,000 / month. Households have accumulated the most good outcome in which they are able to provide for the needs of primary, secondary and tertiary.
Kata Kunci : livelihood strategies, granulated palm sugar, season, output, outcome