hubungan Umur Kehamilan Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul Periode Tahun 2014

MARISA SETIANINGRUM, Yani Widyastuti M. Keb;Diah Wulandari, M. Keb ; Margono, S.Pd., A.PP., M.Sc

2016 | Tugas Akhir | D4 BIDAN PENDIDIK

Angka kematian bayi baru lahir di Indonesia menurut SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup, salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah asfiksia sebesar 27%. Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara teratur dan spontan setelah lahir sehingga dapat meyebabkan tumbuh kembang bayi yang tidak optimal karena kekurangan asupan O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 pada janin yang dapat mengakibatkan hipoksia janin. Hal ini berkaitan dengan perkembangan kecerdasan otak bayi. Faktor yang berkaitan dengan terjadinya asfiksia yaitu faktor ibu, salah satu faktor ibu adalah umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Tahun 2014. Metode penelitian menggunakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi target adalah semua bayi yang lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul periode tahun 2014. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling dan perhitungan besar sampel menggunakan rumus lemeshow diperoleh 102 sampel, total sampel 204 sampel. Data diperoleh dari rekam medik. Analisis data menggunakan uji Chi-Square (=0,05), p-value, Odds Rasio (OR) dengan CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok bayi asfiksia yang umur kehamilannya berisiko sebesar 64 (62,7%), sedangkan kelompok bayi tidak asfiksia sebesar 36 (35,3%). Uji statistic didapatkan X2 hitung 15,378 > X2 tabel 3,481 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka menunjukkan ada hubungan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia. Bayi yang lahir pada umur kehamilan <37 minggu atau >42 minggu berisiko 3 kali lebih besar untuk mengalami asfiksia dibanding bayi yang lahir pada umur kehamilan 37-42 minggu.

The mortality rate of newborn babies in Indonesia according to the IDHS 2012 is 32 deaths per 1.000 live births, one of the main causes of neonatal mortality is asphyxia of 27%. Asphyxia Neonatorum is a condition where the infant cannot immediately breathe regularly and spontaneously after the birth so it can make the infant’s growth and development is not optimal due to the lack of oxygen from mother to fetus so that there is a disruption in the supply of oxygen to fetus that can result in fetal hypoxia. This is related to the development of the baby's intelligence. The factors that associated with the occurrence of asphyxia is maternal factors, one of the factors is the mother's gestational age at birth. This study aims to determine the relationship between the gestational age with asphyxia in Panembahan Senopati Hospital at Bantul period of 2014. The research method use analytic observational study with case control approach. The target population is all infants that was born in Panembahan Senopati Hospital at Bantul period of 2014. The sampling use consecutive sampling and the calculation of sample size use the Lemeshow formula is obtained 102 samples, a total sample of 204 samples. Data were obtained from medical records. Data analysis use Chi-square test (= 0.05), p-value, Odds Ratio (OR) with the level of confidence of 95%. The results showed that the group of asphyxia infant that the gestational age is at risk of 64 (62.7%), while the infant that is not asphyxia of 36 (35.3%). The statistical test obtained X2 count of 15.378 > X2 table and the significance value of 0.000 <0.05 showed that there are relationship between the gestational age with asphyxia. Baby who birth at pregnant age <37 weeks or >42 weeks has higher risk 3 times to asphyxia than baby who birth at pregnant age 37-42 weeks.

Kata Kunci : Umur Kehamilan, Kejadian Asfiksia.