Laporkan Masalah

Pemanfaatan Abu Vulkanik Gunung Kelud untuk Stabilisasi Pengembangan Tanah Lempung Sebagai Subgrade

RIZKI FAJAR H, Dr. Ir. Ahmad Rifa'i, M.T.

2016 | Skripsi | S1 TEKNIK SIPIL

Banyak konstruksi jalan di Indonesia dibangun di atas tanah lempung yang memiliki sifat mudah mengembang oleh pengaruh kadar air sehingga memiliki kualitas buruk sebagai tanah dasar (subgrade). Salah satu cara untuk memperbaiki sifat tanah lempung adalah stabilisasi tanah dengan mencampurkan dengan bahan lain. Abu vulkanik hasil letusan gunung berapi di Indonesia, salah satunya Gunung Kelud pada tahun 2014 sangat berlimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam bidang teknik sipil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan abu vulkanik dalam stabilisasi pada parameter pengembangan tanah lempung. Penelitian ini menggunakan tanah lempung dari daerah Ngawi, Jawa Timur. Bahan stabilisasi tanah lempung adalah kapur padam (Ca(OH)2) dengan kadar 6% dan abu vulkanik hasil letusan Gunung Kelud pada tahun 2014 yang jatuh di wilayah Yogyakarta dengan variasi 30%, 34%, 38% dan 42% dari berat kering tanah. Pengujian dilakukan pada sifat fisis tanah dan parameter pengembangan dengan metode pengembangan satu dimensi menggunakan oedometer dengan masa pemeraman 14 dan 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kapur dan abu vulkanik terhadap sifat teknis dan pengembangan tanah. Tanah asli memiliki plastisitas tinggi, dengan nilai aktivitas sebesar 1,48 dan nilai pengembangan 8,62% dengan tekanan pengembangan 238,70 kPa. Setelah dilakukan pencampuran tanah dengan bahan stabilisasi, tanah memiliki sifat non plastis. Penambahan kapur menjadi hal yang paling berpengaruh pada pengurangan nilai pengembangan tanah, yakni bias mengurangi nilai pengembangan menjadi nol. Sedangkan pada penambahan abu vulkanik sampai 34% terhadap berat kering tanah, tanah masih mengalami pengembangan dengan nilai 0,12% dengan tekanan pengembangan 11,02%.

Many of road construction had to be built on clay that have easy to swell by the influence of the moisture content so having poor quality as a subgrade. A way to improve the properties of soil is soil stabilization by mixing it with other materials. Volcanic ash as eruption product of many volcanoes in Indonesia, like Mt. Kelud in 2014 is very abundant but not many have the benefit, particularly in civil engineering purpose. The purpose of this research is to determine the effect of volcanic ash addition in soil stabilization on clays swelling parameters. This research uses the clay taken from Ngawi, East Java. Soil stabilization materials are hydrated lime (Ca(OH)2) with a concentration of 6% and volcanic ash that the eruption product of Mt. Kelud in 2014 that fell in Yogyakarta area with the variation of concentration of 30%, 34%, 48% and 42% of soil dry weight. The tests performed on index properties and swelling parameters by one-dimentional swell method using oedometer with the curing time of 14 and 21 days. The results showed the influence of lime and volcanic ash addition on the index properties and swelling. The clay has high plasticity, with the value of activity is 1,48 and the value of swelling and swelling potential is 8,62% and 238,70 kPa. After the addition of clay with stabilization materials, the clay has a non plastic properties. Lime has the most influential on the reduction of the value of soil swelling, it can reduce the swelling value to zero. While the addition of volcanic ash up to 34% of soil dry weight, the soil is still swell by 0,12% with the value of swelling pressure is 11,02%.

Kata Kunci : Sifat fisis, pencampuran, kapur