POLITIK ALIRAN PASCA ORDE BARU (Studi Preferensi Politik Pemilu Legislatif Tahun 2009 Dan 2014 Di Kampung Sangkrah Dan Kauman, Kota Solo)
DANANG PURWANTO, S.SOS.,M.SI., Prof. Dr. Sunyoto Usman;Prof. Dr. Partini
2016 | Disertasi | S3 Ilmu SosiologiStudi ini mengkaji politik aliran Pasca Orde Baru : Studi Preferensi Politik Pemilu Legislatif Tahun 2009 dan 2014 di Sangkrah dan Kauman Kota Solo. Realitas politik aliran dan pergeseran preferensi politik dalam pemilu legislatif di Sangkrah dan Kauman di telusuri dengan perspektif politik aliran pasca Orde Baru. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan menggunakan dokumen. Politik aliran merupakan perebutan kekuasaan yang berbasis kultur dan ideologi melalui pemilihan umum. Studi ini menggunakan teori Geertz (1960) trikotomi, yaitu abangan, santri, priyayi sebagai dasar untuk memahami kultur masyarakat. Sedangkan untuk memahami ideologi politik sebagaimana dikategorikan oleh Faith & Castel (1988 ) dengan cara melihat pembilahan kepartaian di Indonesia yang terbagi menjadi lima kategori yaitu Nasionalis Radikal, Komunis, Sosialis Demokrat , Tradisional Jawa, dan Islam. Lima pembagian ideologi tersebut disamping mengkategorikan berbagai aliran ideologi politik dan sebagai bagian dari ketegangan antara warisan-warisan tradisi Hindu-Budha yang terpisah dengan Islam. Kemudian Ufen (2006) mengkatagorikan akar sosial kultural partai politik di Indonesia, berorientasi aliran menjadi dua yaitu (1) Sekuler terdiri dari PDI P, Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura. (2) Islam terdiri dari PKB, PPP, PAN, PKS, PBB. Kesimpulan dari studi ini, antara lain (1) Politik aliran pada Pasca Orde Baru baik di Sangkrah maupun di Kauman menguat. (2) Secara kultural artikulasi politik aliran di Sangkrah termanifestasi pada kehidupan sosial yang mengikuti siklus kehidupan di Jawa yaitu kelahiran, perkawinan, dan kematian serta dikontrol oleh praktek mitologi, mistifikasi, dan sakralisasi. Sebaliknya di Kauman politik aliran diartikulasikan secara kultural melalui ritual-ritual keagamaan. (3) Secara ideologis politik aliran di Sangkrah diartikulasikan melalui menguatnya nasionalisme, marheinisme, dan Soekarnoisme. Sedangkan di Kauman menguatnya Islamisme yang mengintegrasikan negara dan agama. (4)Menguatnya politik aliran yang berbasis kultur dan ideologi menjadi dasar preferensi dan pilihan politik dalam Pemilu pasca Orde Baru. Hanya saja di Kauman terjadi pergeseran. Karena Kehadiran negara dan modernisasi sehingga di Kauman partai sekuler-nasionalis menang. Hasil studi ini mengonfirmasi studi Ufen (2006) bahwa masih eksisnya akar sosio-kultural partai politik di tingkat lokal khususnya di Sangkrah dan Kauman. Akan tetapi di Sangkah terjadi kontinuitas preferensi politik wong abangan dan di Kauman terjadi pergeseran preferensi politik kaum santri. Jika mengacu atau merujuk argumen Turmudi (2004) hasil temuan ini mirip karena politik aliran antara pemilu 1999 dan politik aliran pada Pemilu 2009 dan 2014 masih terjadi kontinuitas. Oleh karena itu, perspektif politik aliran masih dapat digunakan untuk menjelaskan preferensi politik aliran pasca Orde Baru di kampung Sangkrah dan Kauman
This study sought to examine the political stream post-Orde Baru. The legislative elections of 2009 and 2014 in Kauman and Sangkrah in Solo city . Therefore, this study explore the political stream realities and shifting of political preferences in the legislative elections in Sangkrah and Kauman viewed from the perspective of the post-Orde Baru. Qualitative research methods with observation, depth interview and use the document as a way of obtaining the data has been used in this study. Conceptually political stream is a struggle for power based culture and ideology through elections. The theory used is trichotomy are categorized by Geertz (1960) are abangan, pupils, priyayi used to understand the culture of the society. To understanding ideology by Faith and Castel (1988), which describes the party cleavage in Indonesia into five are the Radical Nationalist, Communist, Socialist Democrat, Javanese traditional, and Islam. The division describe streams in terms of the tension between the traditional heritage of Hindu-Buddhist separately with Islam. While the ideological influences drawn from the West did not show sharp differences Ufen said (2006), political parties have social roots-oriented mass based on stream and divide the category of political partiesare (1) Secular: PDI-P, Golkar, Demokrat, Gerindra , Hanura. (2) Islam PKB, PPP, PAN, PKS, and PBB. The conclusion of this study, first, political stream post-Orde Baru both in Kauman and Sangkrah strengthened. The second, the articulation of political stream in Sangkrah culturally manifested in social life follows the life cycle of Java: birth, marriage and death and is controlled by the practice of mythology, mystification and sanctification. In Kauman political stream culturally articulated by religious rituals. Ideologically political stream in Sangkrah articulated through the strengthening of nationalism, marheinisme, and Soekarnoism. While in Kauman strengthening of Islamism that integrate state and religion. Third, strengthening the political stream based on culture and ideology became the basis of political preference and choice in the election post Orde Baru. But in Kauman shifted, because the presence of state and modernization on Kauman secular-nationalist parties won. The results of this study confirm that Ufen�s study (2006) that political parties still have a socio-cultural roots at the local level, especially in Sangkrah and Kauman. But in the case of Sangkrah have continuity of abangan political preferences and in Kauman shifted political preferences of pupils. If refer to Turmudi�s argument (2004) it is similar, because the political stream in the 1999 election and the political stream in the 2009 elections and 2014 have continuity. So the political stream perspective still be used to describe political stram post-Orde Baru in Sangkrah and Kauman.
Kata Kunci : Politik aliran, Pasca Orde Baru, Pemilu./Political stream, Post-Orde Baru, election.