Laporkan Masalah

EVERYDAY RELIGIOSITY OF TATTOOED CHRISTIANS IN YOGYAKARTA

IRZA MELIANA, zainal abidin bagir,Ph.D

2016 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Tesis ini akan menguraikan tentang Kristen bertato yang memiliki religiusitas mereka sendiri. Mereka mengekspresikan spiritualitas dan religiusitas mereka melalui menato tubuh. Berbagai penafsiran Alkitab yang tampaknya melarang tato dan sejarah politik Indonesia sekitar stigma tato adalah penyebab orang Kristen bertato akan terpinggirkan dalam masyarakat dan bahkan membuat mereka terlihat menjadi orang yang kurang religius. Hal ini dapat dilihat dalam pandangan sosial dan tanggapan social dalam melihat orang-orang bertato, mereka cenderung memberikan prasangka. Hal ini karena stigma yang dibangun oleh Orde Baru di Indonesia yang dianggap sebagai simbol tato kriminal. Stigma negatif yang muncul dalam masyarakat dan gereja memberi mereka tantangan untuk lebih kreatif dalam mengekspresikan keberagamaan mereka dan bahkan membuat praktek mereka sendiri yang baru. Menerapkan konsep Everyday Religion dari Ammerman yang akan lebih memberikan perhatian pada New Voluntarism dan Embodied Practice - bertujuan untuk memahami cara orang Kristen bertato mengekspresikan keberagamaan mereka dengan menafsirkan sendiri simbol tato religius mereka dan menceritakan kisah pengalaman spiritual mereka. Berdasarkan cerita mereka tentang tato dan pengalaman spiritual yang mereka punya, dapat dilihat bahwa mereka memiliki religiusitas mereka sendiri dengan cara yang berbeda dari mainstream atau lembaga-lembaga keagamaan yang dominan.

This thesis will elaborate about tattooed Christians who have their own religiosity. They express their spirituality and religiosity through tattooing the body. Various biblical interpretations that seem to prohibit tattoo and political history of Indonesia about stigma of tattoo cause tattooed Christians to be marginalized in society and even make them appear less-religous people. There tends to be prejudice in society toward tattooed Christians. It is because stigma that was constructed by New Order in Indonesia which considered tattoo the criminal symbol. Negative stigma that appears in the society and churches give them challenge to be more creative to express their religiosity and even re-create their own practice. Applying the concept of Everyday Religion from Nancy T. Ammerman, especially the notions related to New Voluntarism and Embodied practice this thesis talks to understand the way tattooed Christians express their religiosity by interpreting their own religious tattoo symbols and by telling story of their spiritual experiences. Based on their stories about their tattoo and spiritual experiences, it can be seen that they have their own religiosity, which is different from the mainstream or dominant religious institutions.

Kata Kunci : Tattoo, Everyday Religion, New Voluntarism, Embodied practice, Christianity, Indonesia.