Strategi dan Adaptasi Bertahan Dalam Menghadapi Disorganisasi Sosial Keluarga (Studi Pada Keluarga Katolik di Yogyakarta)
ADRIANUS SENDY BUDIMAN, Andreas Soeroso, Drs., M.S.
2015 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIDalam kondisi masyarakat saat ini menikah menjadi cara yang legal untuk menyatukan dan mengikat hubungan dua individu menjadi suatu keluarga. Ketika menikah dan menjalin rumah tangga, seringkali konflik muncul dan tak dapat dihindari. Perpisahan menjadi jalan akhir yang dipilih ketika konflik tak kunjung selesai. Perpisahan bukan hanya ketika kedua belah pihak sepakat untuk berpisah, namun bisa juga dikarenakan salah satu pasangan meninggalkan pasangannya. Dalam pernikahan katolik hal tersebut juga dapat ditemui. Pihak perempuan menjadi korban ketika suami pergi untuk perempuan lain. Perempuan yang mengalami disorganisasi keluarga harus mampu tetap berdiri untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Maka, penelitian ini akan melihat starategi dan bentuk adaptasi perempuan katolik yang mengalami disorganisasi keluarga. Untuk melihat strategi dan bentuk adaptasi perempuan yang mengalami disorganisasi keluarga, penelitian ini akan menggunakan perspektif tindakan sosial Max Weber dan Modal Sosial. Data dalam penelitian ini didapat dengan mewawancarai tujuh informan yang telah dipilih. Adapun syarat sample informan yang dipilih adalah perempuan yang beragama katolik, menikah dengan tata cara katolik, berdomisili di Yogyakarta, dan berpisah dengan suami baik telah berpisah secara sipil ataupun berpisah tanpa keterangan yang jelas. Setelah melakukan penelitian, dapat terlihat bahwa perempuan berhasil melakukan adaptasi dengan bantuan banyak pihak tidak hanya dari diri sendiri. Perempuan membutuhkan bantuan dari subyek-subyek di lingkungannya mulai dari keluarga, teman dekat, rekan kerja hingga dukungan anak untuk membantu proses adaptasi. Memaksimalkan jaringan dapat menjadi solusi dalam membantu menyelesaikan persoalan ekonomi sekaligus menjadi salah satu bentuk adaptasi. Salah satu cara agar perempuan yang mengalami disorganisasi keluarga tetap kuat secara mental adalah dengan menggunakan kekuatan religiositas sebagai media agar mampu bertahan di jalan yang benar. Mental yang dikuatkan oleh nilai agama menjadi modal bagi perempuan untuk beradaptasi dengan pola hidup dan status baru.
Marriage is socially recognized as a legally accepted relationship of two people or spouses into a family. In a marriage life, conflicts between spouses or in the family are sometimes unavoidable and separation becomes the only choice when the conflicts are intolerable. Separation is not only about the spouses who are agreed to live separately, but also when a spouse leaves his wife or her husband. In catholic marriage, separation can also be found where the women become the victim when their husbands leave for another woman. Women who encounter family disorganization should be tough in order to be able to take care of herself and her family as well. Thus, this study will seek the strategies and forms of adaptation for the catholic women who experience family disorganization. In order to find the strategies and forms of adaptation for the women who experience family disorganization, this study will use Max Weber’s social action theory and capital social theory. The data of this study are taken by having interviews with the chosen seven interviewees. The criteria of the chosen interviewees are catholic women who have married in Catholic matrimonial, live in Yogyakarta, and get separated with the husband; whether legally separated or without any clear circumstances. Theresult of this study shows that women are able to adapt to the current condition by getting supports and helps from others. Women need support from the family, close friends, colleagues, and even from their children to ease the adaptation process. Maximizing the networking can also become a solution in solving economic problems and it can be a form of adaptation as well. Religious activities are also able to strengthen the mentality of the women with family disorganization. Mentality which is strengthened by religious values helps the women to adapt to the new life and status.
Kata Kunci : menikah, disorganisasi, adaptasi, agama