Penilaian Risiko Bencana Ekologis Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah
DIAN NOVITA, Prof. Dr. H.A Sudibyakto, MS; Dr. rer.nat. Djati Mardiatno, M.Si
2016 | Tesis | S2 MANAJEMEN BENCANATaman Nasional Tanjung Puting adalah Taman Nasional yang memiliki sejarah pengelolaan terlama dan menjadi pusat studi Orangutan tertua di Kalimantan. Sebagai habitat spesifik yang menyokong kehidupan flora dan fauna yang khas, keberadaan Taman Nasional ini sangat penting. Di sisi lain banyaknya fungsi, aktifitas dan kegiatan pada kawasan ini memberi tekanan dan gangguan secara ekologis. Gangguan mengancam kawasan konservasi ini. Bencana terbesar yang mengancam kondisi ekologis kawasan adalah Kebakaran Hutan dan Lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai risiko bencana ekologis pada kawasan dengan menggunakan variabel tingkat bahaya, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan dan karakter fisik lingkungan yang mendukung kehidupan Orangutan (Pongo pygmaeus). Unit analisis dalam penelitian ini adalah resort, area pengelolaan terkecil dalam sebuah kawasan Taman Nasional. Hasil penilaian ancaman bahaya menunjukkan bahwa sebaran bahaya kebakaran hutan dan lahan pada TNTP kategori rendah seluas 154.607,8 ha (37,86%), sedang seluas 196.371,6 ha (48,10%) dan tinggi 57.308,14 ha (14.04%). Hasil Penilaian kerentanan lingkungan kategori rendah seluas 136.135,79 ha (33,34%) kategori sedang seluas 95.984.33 ha (23,51%) dan kategori tinggi seluas 176.167,39 ha (43,15%). Hasil penilaian kapasitas pihak terkait dan dukungan keterlibatannya pada pengelolaan bencana di kawasan Tanjung Puting. Nilai kapasitas internal pihak balai TNTP 0,5, MPA 0,23, Pemda Kabupaten Kotawaringin Barat 0,37, Pemda Kabupaten Seruyan 0.17 dan mitra TNTP 0,44. Hasil Penilaian Risiko menunjukkan bahwa sebaran risiko kebakaran hutan dan lahan pada kawasan TNTP bernilai sedang hingga tinggi. Risiko kebakaran tinggi mengancam 72,23% luas kawasan (294.921,61 ha) dan 27.77% luas kawasan (113.365,90 ha) memiliki risiko sedang.
Tanjung Puting National Park is a national park that has the longest history of management and become the oldest study center Orangutan in Borneo. As a specific habitat that sustain the life of a typical flora and fauna the National Park is very important. On the other hand many functions, activities and events in the region to put pressure and ecological disruption. Disruption threatened this conservation area. The greatest disaster threatening the ecological condition of the area is forest fires. The purpose of this study was to assess the risk of an ecological disaster in the region by using a variable level of danger, the degree of vulnerability and capacity levels. The approach used in this study is the approach of spatial and physical character of the environment that supports life Orangutan (Pongo pygmaeus). The unit of analysis in this study is a resort, the smallest management area in a National Park. The results of the hazard assessment shows that the distribution of land and forest fire hazard in the low category TNTP area of 154,607.8 ha (37.86%), being an area of 196,371.6 ha (48,10%) and high 57308.14 ha (14.04%) , Results of environmental vulnerability assessment lower categories covering 136,135.79 ha (33.34%) medium category were covering 95.984.33 ha (23.51%) and high category covering 176,167.39 ha (43.15%) Result of capacity assessment and support stakeholder involvement in disaster management in Tanjung Puting area, show the value of internal capacity Balai TNTP 0,5, mass community of fire (MPA) 0,23. District government of Kobar 0.37, district government of Seruyan 0.17 and national park patner- non government organization 0.44. Risk Assessment results showed that the distribution of forest fire risk in areas from moderate to high-value. High fire risk threatening 72.23% total area (294,921.61 ha) and 27.77% total area (113,365.90 ha) has a moderate risk.
Kata Kunci : Taman Nasional, Penilaian Risiko, Risiko Ekologis, Kebakaran Hutan dan Lahan