Laporkan Masalah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Obat Herbal dalam Peresepan Obat

EDISON JAYA KUSUMA, Hargo Utomo, Dr., M.B.A., M.Com.

2016 | Skripsi | S1 MANAJEMEN

Obat herbal dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Permasalahannya, para dokter dan apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar sebagai obat yang dapat direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi obat herbal dalam peresepan obat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi obat herbal dalam peresepan obat, serta menguji beda tingkat adopsi obat herbal dalam peresepan obat berdasarkan karekteristik inovasi dan adopter. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan meliputi variabel terikat, yaitu tingkat adopsi, serta variabel bebas yang meliputi safety, standard, endorsement, quality, dan awareness. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokter umum di Yogyakarta, sedangkan sampel penelitian yaitu dokter umum yang melakukan praktek kedokteran secara pribadi atau personal. Sampel penelitian berjumlah 120 orang dokter. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan rumus Nomogram Harry King. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis faktor dan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran untuk meresepkan obat herbal ada pada setiap dokter. Hanya saja, keinginan untuk mengadopsi obat herbal akan sangat ditentukan oleh faktor lain yaitu pemahaman mengenai quality dan safety dokter tentang obat herbal serta pengalaman dokter dalam pengenalan obat herbal melalui seminar maupun pelatihan obat herbal. Faktor itulah yang membedakan tingkat adopsi obat herbal antara dokter yang satu dengan yang lain.

Medicinal herbs can be classified into three categories, namely herbs, standardized herbal medicine, and fitofarmaka. The problem was that the Indonesian doctors and pharmacists still not able to receive standardized herbal medicine and herbal medicine as a recommended medicine. This study aimed to identify the factors that influence of herbal medicine adoption rate into prescribing medicine. In addition, this study also aimed to classify the factors that influence of herbal medicine adoption into prescribing medicine, as well as test the different levels of herbal medicine adoption into prescribing medicine based on the innovation and adopter characteristics. This is a quantitative research. The research variables include the dependent variable, which is the level of adoption, as well as the independent variables which include safety, standards, endorsement, quality, and awareness. The populations in this study were all general practitioners in Yogyakarta, while the sample was the general practitioner who practiced medicine in private or personal. These samples included 120 physicians. The sampling was done by purposive sampling technique based on the Harry King nomogram formulas. The data collected by questionnaire. The data has been collected then analyzed using factor analysis and discriminant analysis. The results of this research showed that awareness to prescribe herbal medicine exist at each doctor. However, the desire to adopt herbal medicine will be largely determined by other factors, which is doctor's understanding of the quality and safety also the doctor's experience in the herbal medicine introduction through training and seminars. These are the factors that distinguish the level of herbal medicine adoption among physicians with each other.

Kata Kunci : Adoption, Safety, Standard, Endorsement, Quality, and Awareness

  1. S1-2016-280997-abstract.pdf  
  2. S1-2016-280997-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-280997-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-280997-title.pdf