Pemahaman Demokrasi Deliberatif Dalam Perspektif Masyarakat Desa Studi Kasus Padukuhan Kalimanggis Morangan Desa Sindumartani Ngemplak Sleman DIY

DIANA PUSPITA ASRI, Dra. Ratnawati, S.U

2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Demokrasi menjadi wacana populer abad ini. Demokrasi merajalela secara global, menembus batas negara dan menghampiri individu-individu yang percaya akan pemerintahan oleh rakyat yang sesungguhnya. Berangkat dari kepenatan elektoral, demokrasi deliberatif menawarkan kesejukan ditengah ruang publik yang kompleks. Dengan mengusung esensi murni partisipasi, model demokrasi deliberatif menjadi wacana penting untuk dipahami. Pada penelitian ini, elaborasi pemahaman demokrasi deliberatif mensasarkan masyarakat desa sebagai bagian dari sistem pemerintahan terkecil. Oleh sebab itu, rumusan masalah Bagaimanakah masyarakat desa memahami Demokrasi Deliberatif? dipilih untuk dapat mengelaborasi pemahaman demokrasi deliberatif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah riset kualitatif melalui pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, serta studi literatur. Padukuhan Kalimanggis Morangan Sleman dipilih sebagai lokus penelitian. Penelitian ini berpijak pada konsep demokrasi deliberatif seorang pemikir Jerman, yakni Jürgen Habermas. Model demokrasi deliberatif Habermas dapat menjawab kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan guna membentuk pemerintahan deliberatif. Penelitian ini kemudian menghantarkan pada hasil temuan bahwa ternyata masyarakat desa memahami demokrasi deliberatif yang telah diejawantahkan ke dalam empat nilai strategis; yaitu partisipasi, inklusivitas, egalitas, dan intersubjektivitas. Meski tidak mengenal istilah demokrasi deliberatif secara harfiah, namun masyarakat desa dapat menjelaskan urgensitas atas keempat nilai strategis tersebut. Nilai-nilai tersebut sejak lama telah turun-temurun dipahami guna menciptakan kehidupan desa yang harmonis. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini ialah, pemahaman demokrasi deliberatif sesungguhnya telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Padukuhan Kalimanggis Morangan dengan beberapa modifikasi pemahaman hasil dari penyesuaian adat dan nilai agama.

Democracy became popular discourse of this century. Democracy deliberative rampant globally, accros the national boundaries and toward individuals who believe in the governance by the people. Begins from electoral fatigue, deliberative democracy offers coolness in the middle of complexity of public space. By carrying out the pure essence of participation, deliberative democratic model becomes important discourse to understand. In this study, elaboration of deliberative democracy based on the understanding of rural community as part of the smallest governance system. Therefore, the formulation of the problem, How can rural community understand the deliberative Democracy? was chosen to be elaborate understanding of deliberative democracy. The method used in this research is qualitative research through case study approach to data collection techniques such as interviews, observation, and literature study. Kalimanggis Morangan Sleman chosen as the locus of research. This study rests on the concept of deliberative democracy German philosopher, namely Jürgen Habermas. Habermas model of deliberative democracy can answer the needs of what is needed to form a government deliberative. The study tries deliver the results that turned out to rural community to understand the deliberative democracy that has been embodied into four strategic value; namely participation, inclusiveness, egalitas, and intersubjectivity. Although not familiar with the literally term of deliberative democracy, but rural community can explain the urgency on the fourth strategic value. These values have long been a hereditary understood in order to create a harmonious village life. The conclusion of this research is the understanding of deliberative democracy has been rooted in people's lives in Kalimanggis Morangan with some modifications understanding of the results of the customary adjustments and religion value.

Kata Kunci : Deliberatif, Partisipasi, Inklusivitas, Egalitas, Intersubjektivitas, Masyarakat Desa