Laporkan Masalah

Proses Pemberdayaan Kelompok Penjual Jamu (Studi Kasus Penguatan Kelembagaan Kelompok Penjual Jamu Jati Husada Mulya binaan PT. Pertamina TBBM Rewulu dalam menghadapi tantangan integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015)

NITYA SAPUTRI RIZAL, Dr. Silverius Djuni Prihatin, M.Si.

2015 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana proses pemberdayaan kelompok penjual jamu Jati Husada Mulya (JHM) binaan PT. Pertamina TBBM Rewulu dalam menghadapi tantangan integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Terdapat 21 universitas yang sudah memilik lembaga penelitian jamu di Negara Thailand dan Myanmar, sementara di Indonesia hanya terdapat di Universitas Gadjah Mada. Walaupun 30% bahan baku jamu Thailand masih impor dari Indonesia, namun dengan penelitian jamu di Thailand yang berjalan begitu gencar, tak menutup kemungkinan Negara tersebut akan mengembangkan industri lebih maju daripada Indonesia. Tantangan dan ancamanyang dihadapi oleh kelompok penjual jamu JHM semakin bertambah ketat dengan adanya tantangan persaingan pasar bebas yang didukung adanya kesepakatan MEA yang akan berlangsung pada akhir 2015 ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan dilaksanakan untuk mengetahui tentang proses pemberdayaan kelompok jamu Jati Husada Mulyadi Dusun Watu Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Fokus penelitian ini adalah pada proses pemberdayaan melalui penguatan kelembagaan kelompok JHM dalam menghadapai tantangan kompetisi dalam integrasi ekonomi MEA 2015. Penelitian ini juga melihat sejauh mana perhatian PT. Pertamina TBBM Rewulu terhadap tantangan integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi ASEAN, sekaligus melihat kesadaran perusahan terhadap tantangan yang dialami oleh kelompok binaannya. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan CSR PT. Pertamina Rewulu menggunakan pemberdayaan berbasis kelompok. Selain itu, dalam proses pemberdayaanya, CSR Pertamina Rewulu menekankan pentingnya partisipasi aktif anggota dalam setiap tahapan pemberdayaan, mulai dari identifikasi masalah, perencanaan program, pelaksanaan program, hingga evaluasi program. Program yang telah dilaksanakan antara lain, Pengembangan Inovasi Produk dan Pemberian Kelengkapan Peralatan Produksi, Sertifikasi Produk dan Pembentukan Badan Hukum Koperasi, Penguatan Manajemen Usaha Kelompok, dan Pembentukan Kader Kelompok untuk Mampu Menyebarkan Informasi Secara Mandiri. Seluruh program yang telah dilaksanakan sekaligus menjadi persiapan kelompok dalam menghadapi tantangan MEA 2015, walaupun pihak CSR PT Pertamina Rewulu belum menyadari tantangan dari MEA .Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melihat bagaimana perkembangan kelompok ketika MEA 2015 telah berlangsung.

This research would like to explain about how the empowerment process of jamu seller community Jati Husada Mulya (JHM) by PT. Pertamina TBBM Rewulu in order to challenge economy integration of ASEAN Economic Community 2015. There are 21 Universities that already had research center about jamu in Thailand and Myanmar, meanwhile, Indonesia only had one research center in Universitas Gadjah Mada. Even though 30% of Thailand's jamu materials imported from Indonesia, but Thailand has a sophisticated research center that would lead to develop its industry more advance than Indonesia. Challenges and threats which faced by JHM jamu seller would become stronger after the implementation of AEC 2015. This research used qualitative method, and held to understand about empowerment process of JHM jamu seller community at Dusun Watu, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. This research focused on empowerment process through institutional strengthening of JHM community. This research also examine PT. Pertamina TBBM Rewulu concern and awareness towards AEC competitive challenge which occur to its community program. The research result found that empowerment process which held by CSR PT. Pertamina Rewulu used community based empowerment. By their empowerment process, CSR Pertamina Rewulu emphasize the importance of stakeholders participation in every empowerment stage, from the problem identification, planning, implementation and evaluation. Programs that already implemented such as, Product innovation and development and Means of production distribution, Product certification and establishing legal cooperation, Strengthening community business management, and establishing community cadre in order to spreading information. The entire program that already held are the community preparation in order to challenge AEC 2015, even though PT. Pertamina Rewulu CSR has not aware the threat of AEC. The suggestion for further research is to understand how the community will develop after AEC implementation.

Kata Kunci : CSR, Empowerment, Jamu Community, ASEAN Economic Community

  1. S1-2015-335831-abstract.pdf  
  2. S1-2015-335831-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-335831-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-335831-title.pdf