Performa Termal Elemen Terbangun Pada Iklim Mikro-Urban Untuk Persiapan Mitigasi Pulau Bahang Kota (Studi Kasus: Malioboro)
TALITHA ULIMA, Dr. Eng. M. Kholid Ridwan, ST., M. Sc; Ir. Balza Achmad, ST., M. Sc., E
2016 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKAPulau bahang kota (Urban Heat Island) merupakan suatu fenomena di saat temperatur suatu daerah urban bernilai lebih tinggi dibandingkan daerah rural sekitarnya.Fenomena ini dapat diakibatkan oleh panas buatan manusia (man-made heat) atau panas antropogenik (transportasi, material elemen terbangun, hilangnya ruang terbuka hijau). Penelitian ini bertujuan untuk menilai performa termal blok malioboro dan mengungkap hal yang perlu diperbaiki demi mempersiapkan usaha mitigasi efek pulau bahang kota bagi perancang kota. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data harian performa termal elemen pada street level di jalan Malioboro, yang dilakukan pada dua waktu, yaitu pada saat T_min (04.00-06.00) dan T_max (12.00-14.00) dalam 3 hari, 19 September, 22 September, dan 11 Oktober, yang merepresentasikan akhir pekan dan hari kerja. Pendekatan kedua mencari pengaruh tata letak ngarai bangunan (urban canyon) dan vegetasi melalui simulasi menggunakan piranti lunak ENVI-met 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa material yang tidak dibayangi dan ber-albedo rendah seperti aspal jalan, trotoar, tembok berwarna gelap memiliki performa yang paling buruk. Kendaraan juga merupakan radiator bagi lingkungan. Elemen cooler terdiri dari tembok berwarna cerah (putih, kuning), pohon dan vegetasi (shading dari pohon berhasil menurunkan temperatur trotoar hingga 20oC), dan kolam air. Ngarai bangunan yang sempit mengakibatkan panas terperangkap sehingga lebih hangat dari udara sekitarnya, sedangkan daerah yang ditanami vegetasi memiliki temperatur lebih rendah (2-3oC).
Urban heat island is a phenomenon when the average temperature of an urban area relatively higher than the surrounding rural area. Urban heat island can be caused by man-made heat or anthropogenic heat, i.e. transportation, building material, loss of open green space. The purpose of this study is to determine thermal performance of the Malioboro block and discover the contributing elements in preparation to mitigating urban heat island. This research is held by taking diurnal performance of thermal elements at street level in Malioboro street, which conducted at T_min(04:00-06:00 AM) and T_max (12:00-02:00 PM), on 3 separate days, which are September 19, September 22, and October 11, representing weekends and weekdays. The second approach used to discover the effects of urban canyon and vegetation through simulation using ENVI-met 4.0 software. It has been shown from collected data that material which is not shaded and have low albedo, such as asphalt, sidewalks, and dark shaded walls, have worst performance. Other than mentioned elements, vehicles also contribute as a radiator to the environment. Cooler elements consist of light shaded walls, trees and vegetation, and water ponds. Tree shades succeed to lower sidewalks temperature up to 20oC. Complex urban canyon causes heat to be trapped thus increase the temperature to make it relatively higher than surrounding areas, however areas with good vegetation have lower average temperature (2-3o C).
Kata Kunci : pulau bahang kota, lingkungan termal, konsep hijau, ENVI-met, iklim mikro urban