ANALISIS KETERSEDIAAN AIR METEOROLOGIS DAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KOTA PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH
SUKMA IMPIAN R., Dr. Emilya Nurjani, M.Si
2016 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPeningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan air. Pada tahun 2009, beberapa tempat di Kota Palu mengalami kekeringan karena pasokan air sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan air meteorologis di Kota Palu, menganalisis kebutuhan air domestik masyarakat Kota Palu, dan memberikan rekomendasi pengelolaan sumberdaya air untuk mengatasi permasalahan sumberdaya air. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Ketersediaan air meteorologis dihitung berdasarkan metode Thornthwaite-Mather dengan variabel utama yaitu curah hujan dan suhu udara Kota Palu tahun 1980-2013. Kebutuhan air domestik diperoleh melalui wawancara terstruktur kepada sampel yang berasal dari tingkat kesejahteraan keluarga berbeda di 8 kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak 1980 hingga 2013 terjadi defisit pada neraca air karena nilai evapotranspirasi potensial lebih tinggi daripada evapotranspirasi aktual akibat curah hujan yang rendah sepanjang tahun menjadi karakteristik hujan Kota Palu. Neraca air pada proyeksi kala ulang 5 tahun menunjukkan defisit berkurang 37% yang berarti ketersediaan air meningkat. Pada kala ulang 10 tahun diprediksikan terjadi surplus air pada bulan Agustus, dan kala ulang 20 tahun diprediksikan terjadi di bulan Juli, Agustus, dan September. Analisis kebutuhan air menunjukkan Keluarga Sejahtera III mendominasi penggunaan air karena jumlah penduduk dan kebutuhan yang tidak hanya untuk konsumsi dan MCK, tapi juga untuk pemeliharaan lingkungan, rumah, sanitasi, kendaraan, bahkan hewan peliharaan. Proyeksi kebutuhan air domestik pada 5 tahun meningkat 13%, 10 tahun meningkat 26% dan pada 20 tahun meningkat 57%. Kecamatan Palu Timur dan Palu Selatan yang paling besar menggunakan air perlu menghemat air. Sumberdaya air seperti mataair dan airtanah perlu dipelihara.
The population rise affect the increased water needs. In 2009, some places in Palu City drought because water supply was very limited. This study aimed to analyze the meteorological water availability, to analyze the domestic water needs of the people of Palu, and provide recommendations for the management of water resources to overcome the problems of water resources. The method used is descriptive quantitative and qualitative analysis. Meteorological water availability calculated based on Thornthwaite-Mather method with the main variables are precipitation and air temperature of Palu in 1980-2013. Domestic water demand is obtained through a structured interview to samples derived from different family welfare levels in 8 districts. The results showed that deficit happened in 1980 to 2013 due to potential evapotranspiration values are higher than actual evapotranspiration due to low rainfall throughout the year in Palu. Water balance in the projected 5-year return period showed a deficit of 37%. On the return period of 10 years a surplus is predicted in August, and the return period of 20 years is predicted to occur in July, August, and September. Analysis showed the water needs of the Family Welfare III dominates water use because of the population and the need are not only for consumption and sanitation, but also for the maintenance of the environment, housing, sanitation, vehicle, even pets. The projection of the domestic water demand in 5 years increased by 13%, 10 years increased by 26% and at 20 years increased by 57%. East and South Palu Subdistrict need to conserve water use as they use water greatly. Other water resources such as springs and groundwater need to be maintained.
Kata Kunci : Curah Hujan, Jumlah Penduduk, Kebutuhan Air Domestik, Keluarga Sejahtera, Ketersediaan Air Meteorologis
