MIXED-USE APARTEMEN DAN SHOPPING MALL DI YOGYAKARTA

SATRIA TRI NURADDINA, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D.,

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Yogyakarta adalah kota istimewa. Ia merupakan kota penyandang gelar kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya, kota kesenian, dan kota industri. Dengan kondisi tersebut menyebabkannya menjadi kota pusat perhatian bagi pasar domestik maupun internasional. Tak pelak kondisi ini memberikan pertumbuhan ekonomi kota yang baik dinilai dari segala sektor. Tidak mengherankan, segala pelaku bisnis melirik kota Yogyakarta sebagai kota dengan pertimbangan investasi yang besar. Berbondong-bondong banyak pendatang maupun pelaku bisnis lokal kerap menjadikan Yogyakarta sebagai kota tujuan investasi yang menguntungkan. Untuk itu dalam sektor industri, para pelaku bisnis banyak memberikan inovasi yang kreatif dan menarik dalam rangka berkompetisi dalam pasar bisnisnya. Industri yang ditawarkan pun beragam tidak hanya berupa penjualan komoditas produksi namun juga penjualan jasa. Karenanya dewasa ini porsi wadah industri kreatif dibutuhkan semakin besar dalam rangka pemenuhan kebutuhan pemasaran. Khusunya di Yogyakarta dimana sekarang ini sudah kian ramai akan penduduk lokal maupun pendatang dengan berbagai kepentingan dan memberikan kesempatan yang besar bagi para pelaku bisnis untuk mengembangkan pemasaran industrinya. Wadah industri kreatif berupa ritel merupakan suatu usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen, salah satunya yaitu shopping mall. Di satu sisi Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena yang umum terjadi hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk kota (baik yang berasal dari kota itu sendiri maupun dari luar kota atau pendatang) semakin bertambah, sehingga jumlah demand (permintaan) dan supply (penyediaan) akan rumah tinggal tidaklah seimbang. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi terpadat di Indonesia. Secara administratif propinsi DIY mempunyai luas wilayah 3.185,8 km. Wilayah yang paling padat adalah kota Yogyakarta dengan kepadatan lebih dari 12.000 orang tiap kilometer persegi. Angka pertumbuhan penduduk propinsi berkisar antara 0.72 % tiap tahun. Sehingga untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut seperti Shopping mall dan apartemn maka bangunan mixed-use sebagai solusinya.

Yogyakarta is a special city. Yogyakarta often called as an educational city, tourism city, city of culture, city of art, and industrial city. Due to that condition, Yogyakarta become a city at the center of attention for a domestic and international market. With that, it affect the city economic growth to a good condition valued by all sector. Not surprisingly, all businesses considered this city as a place for good investment. A lot of visitors and the business people made Yogyakarta as a profitable city for investment. The Industry sector by then, making lot of businesses people to give creative and interesting innovation in order to compete in the market business. They also offer vary Industry, not only in the form of production commodities but also sales services. Hence today space portions for creative industry needed a larger space to fulfill the marketing needs. Especially in yogyakarta where today has become more crowded of it's newcomer and also the local people with different interest and needs it has kian was to local people and newcomers with different interests and it gives large opportunity for the businesses people to develop their marketing industry. Space for creative industry in the form of Retail is a business that direct their ability to satisfy consumers , one of them is Shopping Mall . On the other hand, The increase in the need for the house , the lack of space , as well as the high value of land become a common phenomenon that occure almost in all of the big cities in indonesia . This is caused by the growth of the inhabitants of a town ( either originates from the city itself or as well as from out of town or newcomer ) are increasing , so that the number of the demand side and supply for the residential are not balanced .The Special Province of Yogyakarta is one of the most populous province in indonesia. Administratively, the Yogyakarta Province have an area of 3.185,8 km wide. The area with the most density is the city of Yogyakarta up to more than 12,000 people every square kilometers .The population growth rate in the province are ranged for 0.72 % every year . So as to meet these two conditions, the business and the home needs, the concept was build to mixed use them to a shopping mall and apartemnt building as the solution.

Kata Kunci : MIXED-USE APARTEMEN DAN SHOPPING MALL