IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN WILAYAH KABUPATEN BLORA BERDASARKAN ANALISIS PASAR TANAH
YULFA INTAN YURAIDA, Ir. Subaryono, M.A., Ph.D.
2016 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESITanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanah merupakan salah satu komoditas yang nilainya relatif tidak turun yang banyak dijadikan sebagai barang investasi. Permintaan akan tanah semakin bertambah, sehingga mengakibatkan nilai tanah menjadi tinggi terutama bila berdekatan dengan pusat kota. Kebutuhan tanah meningkat dari waktu ke waktu seiring bertambahnya penduduk. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah tanah itu sendiri, karena sifat tanah adalah tetap. Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 km2 juga mengalami kondisi ini. Jumlah transaksi jual beli tanah dari tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 3.555 transaksi. Transaksi jual beli tanah dapat disajikan dalam bentuk peta pasar tanah, sehingga dapat diketahui distribusi transaksi jual beli tanah di Kabupaten Blora. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah yang paling banyak terjadi transaksi jual beli tanah di Kabupaten Blora pada tahun 2013 sampai tahun 2014 dan untuk menganalisis arah pertumbuhan wilayah Kabupaten Blora berdasarkan pasar tanah yang terbentuk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data transaksi jual beli tanah yang dilaporkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) ke Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Blora. Data diolah berdasarkan penyesuaian terhadap sumber data dan waktu. Kemudian data disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik untuk mengetahui pasar tanah yang terbentuk di Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui arah pertumbuhan wilayah Kabupaten Blora berdasarkan pasar tanah. Untuk keperluan evaluasi digunakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Blora tahun 2011- 2031. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah transaksi, harga tanah, dan nilai pasar yang tertinggi terletak pada kawasan strategis dekat kota yaitu kecamatan Blora dan kecamatan Cepu. Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah kedua kecamatan ini berada pada kawasan strategis propinsi dan kawasan strategis kabupaten. Keberadaan tambang minyak di Kecamatan Cepu memberi pengaruh terhadap penggunaan tanah, sehingga harga tanah dan jumlah transaksi di Kecamatan Cepu lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain. Masyarakat lebih cenderung menyukai tanah yang mampu memberikan keuntungan dari segi ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan wilayah Kabupaten Blora terjadi di daerah yang mendekati pusat kota.
Land as gift from God, is a resource that has important role in human life. Land as a commodity whose value is relatively stable and much used as investment items. The demand for land keeps increasing and land value become high particularly near downtown. The requirement of land is increasing over time with increasing population. It is inversely proportional with the amount of land available, because land is constant. District Blora with area of 1.820,59 km2 is also facing this problem. The number of land transactions from 2013 to 2014 were increased by 3.555 transactions. Land transaction can be presented as land market map, so that the distribution of land transaction in District Blora can be known. Land market can indicate the direction of District Blora growth in terms of population growth. This research aims to determine region with the most common area of land transactions in Blora in 2013 until 2014 and to analyze the direction of District Blora's growth based on the formed land market. Data used in this study were land transaction data reported by Land Deed Officer (PPAT) to National Land Agency (BPN) of District Blora. This research used descriptive analysis method to determine the direction of growth in Blora based on the land market. For the evaluation purposes was used Blora's Spatial Planning years 2011-2031. The result showed that the number of transaction, land prices, and the highest market values liesin strategic areas near the city namely Blora and Cepu district. Based on the Spatial Planning, those two districts are located in province strategic area and regency strategic area. The existence of oil fields in Cepu district gives influence to the land use, so that the land prices and number of transaction in Cepu disctrict is higher than the other districts. People tend to prefer the lands that provide more benefits economically. This study shows that the growth region of Blora occurs in area closer to the city center.
Kata Kunci : transaksi, pasar tanah, pertumbuhan wilayah