Kebijakan Jepang dalam Merespon Tuntutan Liberalisasi Pasar dari Amerika Serikat dalam Kerangka Trans Pacific Partnership: Proteksionisme Sektor Agrikultur
DHINDHA AYU PUTRI KAWURI, Drs. Usmar Salam, MIS
2015 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALJepang adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, bahkan sempat menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi nomor 3 di dunia. Namun, hal ini ternyata semakin menurun dalam dua dekade terakhir dikarenakan beberapa hal seperti krisis ekonomi dan bencana alam. Terlepas dari dinamika pertumbuhan ekonominya, negara ini ternyata masih mempertahankan kebijakan perdagangan yang proteksionis, khususnya pada sektor agrikultur. Berkaitan dengan menurunnya perekonomian Jepang dan proteksi sektor agrikultur, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pun mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang dirangkum dalam Abenomics 2.0 dengan tiga poin penting, yaitu fiskal, moneter, dan reformasi ekonomi melalui sektor agrikultur, industri dan kesehatan. Baru-baru ini, kebijakan proteksionisme Jepang dan rencana reformasi ekonomi Abe dihadapkan pada tuntutan liberalisasi pasar dari Amerika Serikat yang merupakan mitra dagangnya dalam kerangka TPP. Ternyata, setelah dicapai kesepakatan TPP Oktober 2015, terlihat bahwa Jepang yang sudah tergabung dalam TPP masih tetap memilih untuk mempertahankan proteksionisme sektor agrikulturnya, khususnya pada komoditas beras. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, penulis mengangkat dua rumusan masalah, yaitu bagaimana respon Jepang pada masa pemerintahan Shinzo Abe terhadap dilema antara proteksionisme dan liberalisasi pasar yang dialaminya dan apa pertimbangan Abe mempertahankan kebijakan proteksionisme agrikulturnya dibandingkan membuka pasar 100% meskipun saat ini ia telah menjadi salah satu anggota TPP. Dengan menggunakan landasan konseptual two level game dan proteksionisme, penulis berusaha menganalisis sikap Abe merespon tuntutan liberalisasi pasar Amerika Serikat dan apa yang menjadi pertimbangan Abe dalam mengambil langkah tersebut.
Japan is a country with a high economic growth, even it has been the third highest economic in the world. However, the trend is declining in two latest decades because of things like crisises and disasters. Besides its economic growth dynamics, Japan still maintains its protectionist policy in international trade, especially in its agricultural sector. In response to the decline of Japanese economic, Prime Minister Shinzo Abe formulated an economic policy package called Abenomics 2.0. In the package are there 3 points: fiscal, monetary, and economic reform through agricultural, industrial and medical sectors. Recently, Japan's protectionism and Abe's economic reform plans are faced with American's demand on market liberalization in case of TPP. Eventually, after the TPP deal achieved in Atlanta round last October 2015, Japan still chose to maintain its protectionist policy especially for rice as an agricultural commodity even though it has become a member of TPP. Therefore, in this thesis, the research problems are how Japan responses the dilemma between protectionism and liberalization and what's Abe consideration in choosing to maintain its agricultural protectionist policy rather than to fully open its market even though it has become a member of TPP. By using two level game and protectionism as the concepts, I would like to try analyzing Abe's response to American's market liberalization demand and what are Abe's considerations in taking such kind of response.
Kata Kunci : TPP, Proteksionisme Agrikultur, Two Level Game, Jepang, Amerika Serikat