Representasi Identitas Melalui Arisan: Studi Terhadap Tiga Kelompok di Yogyakarta
AGNES GITA C., Dr. Anna Marie Wattie, M.A
2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAAbstraksi Studi mengenai Rotating Savings and Credit Assosiations (ROSCAs) atau Asosiasi Simpanan dan Kredit Berputar telah banyak dipelajari terutama setelah tulisan Geertz terbit di tahun 1962. ROSCAs merupakan sebuah institusi keuangan mikro yang banyak berkembang di masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. Salah satu wujud dari ROSCAs yang sangat popular dan mudah ditemui di Indonesia adalah arisan. Mekanisme ini populer pada awalnya di lingkungan pedesaan sebagai salah satu alternatif menabung dan mendapatkan tambahan finansial, juga sebagai sarana berkumpul bersama sesame warga. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya perpindahan masyarakat dari desa ke kota, kegiatan inipun ikut bergerak ke wilayah perkotaan dan mengalami berbagai perkembangan. Hal ini merupakan titik awal dari dilakukannya penelitian ini, yaitu bagaimana berkembangnya kegiatan arisan hingga masa kini, yang begitu sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dari berbagai kalangan. Dari situ muncul pertanyaan-pertanyaan, bagaimana mekanisme arisan pada masa kini?; apa arti penting arisan bagi para anggotanya?; dan bagaimana kaitan arisan dengan identitas para anggotanya? Melihat perkembangan arisan dimasa kini, studi ini dilakukan terhadap tiga kelompok arisan yang berbeda di Yogyakarta. Kelompok pertama adalah arisan kampung, yang menyerupai kelompok arisan "tradisional" sebagaimana dituliskan oleh Geertz dalam artikelnya. Kelompok kedua adalah arisan profesi, yang terbentuk atas kesamaan profesi para anggotanya, di suatu institusi yang sama. Kelompok ketiga, arisan etnis, yaitu arisan yang anggotanya berasal dari satu kelompok etnis yang sama. Ketiga kelompok ini dipilih sebagai contoh kecil dari beragamnya kelompok arisan di masa kini. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan observasi partisipasi pada saat kegiatan arisan berlangsung. Wawancara mendalam kepada anggota kelompok arisan juga dilakukan, dengan mengambil dua orang dari masing-masing kelompok, yang dianggap mampu menceritakan kelompok serta membagikan pandangannya terhadap arisan yang diikuti. Studi pustaka dari berbagai literatur juga dilakukan untuk pengumpulan data sekunder, yang dapat menambah informasi serta pengetahuan mengenai mekanisme arisan. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasilnya studi ini menunjukkan bahwa berkembangnya arisan dimasa kini rupanya berpengaruh terhadap mekanisme serta arti penting praktik tersebut bagi para anggotanya. Tidak hanya bertambahnya kegiatan-kegiatan didalamnya yang lebih dari sekedar bertemu dan mengundi uang arisan. Lebih dari itu, arisan kemudian menjadi ajang untuk bertemu dan saling bertukar informasi. Pemaknaan para anggota arisanpun berubah. Uang masih menjadi hal yang diutamakan dalam mekanisme ini, namun bukan mekanisme menabung yang diutamakan. Bagaimana mereka saling bertemu dan berkumpul, dengan sesamanya yang memiliki suatu kesamaan tertentu. Kesamaan-kesamaan ini merupakan identitas mereka sebagai sebuah kelompok, yang direpresentasikan atau diwujudkan melalui mekanisme arisan tersebut.
Abstract Studies on Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) has been widely studied, especially after an article, by Geertz, published in 1962. ROSCAs is a microfinance institution that developed in many communities, especially in developing countries. One manifestation of ROSCAs are very popular and easily found in Indonesia is an arisan. This mechanism was originally popular in the rural environment as one alternative to save money and get additional financial, as well as a means to gather together with fellow citizens. As the movements from rural to a more urban area, this mechanism has brought, changes, and therefore, well known in the urban area. This is the starting point of this study, namely how the development activities of gathering up to the present, which is so often found in daily life and from all walks of life. Therefore, this research is based on these three questions, how the mechanism of gathering today?; what the meaning of social gathering for members?; and how is the relation between arisan and the identity of the members? The data collecting process was started with participant observation on three different arisan groups in Yogyakarta. The first group is arisan kampung, which is considered as the "traditional form" of arisan, as mentioned on Geertz's article. The second group is a profession-based arisan, which is formed by a group of people who shared the same profession, also in the same institution. The third is ethnic-based arisan, which is more like a clan who shared the same cultural values. Deep interview with two people from each groups were also conducted. Those people are chosen based on their ability to describe their group and how they, as an individual, see the group. Also, secondary data was gathered from articles/journals of previous researches, as well as new from newspaper or online magazines. This research uses qualitative methods, and analyses descriptively. My study founds that in modern arisan, the mechanism is still more or less the same, however, the meaning of it has changes. Arisan as a microfinance institution now has more social meaning to gather people together. Money is still what makes arisan important. However, it is not seen as a saving mechanism. Instead, it is more likely seen the gathering, where they shared a mutual sameness as their identity, in which represents in the arisan mechanism itself. Therefore, this study has found out that the form of arisan is as identity representation.
Kata Kunci : kelompok, ROSCAs, arisan, kesamaan, identitas, representasi, arti penting, pemaknaan /group, ROSCAs, gathering, sameness, identity, representation, meaning