Laporkan Masalah

Efek pemberian ekstrak umbi sarang semut (myrmecodia pendans) pada penyembuhan luka secara in vivo pada kulit mencit

ismail, dr. Arief Budiyanto, Phd. SpKk(K), Dr. dr. Sunardi Radiono, SpKK(K)

2015 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Penyembuhan luka dapat didefinisikan sebagai suatu proses dinamis kompleks yang menghasilkan kontinuitas anatomi dan fungsi. Modalitas terapi sangat diperlukan agar proses penyembuhan luka berjalan secara baik. Tanaman tradisional seperti umbi sarang semut sering digunakan sebagai ramuan berbagai penyakit termasuk dalam mengobati luka. Sarang semut memiliki kandungan berupa antioksidan, vitamin dan mikronutrien sehingga dapat digunakan dalam mengobati luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak umbi sarang semut secara topikal terhadap kontraksi luka dan epitelisasi pada penyembuhan luka secara in vivo pada kulit mencit. Penelitian ini menggunakan rancangan pre test �¢ï¿½ï¿½ post test control group design (kuasi ekperimental). Pre tes dilakukan dengan membuat luka pada hari ke 0 dan post test dengan mengukur kontraksi luka setelah perlakuan harian pada hari ke 3, 6, 9, 11 dan menilai ketebalan epitelisasi secara histologis pada hari ke 11. Hewan uji yag digunakan sebanyak 36 ekor yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok berdasarkan perlakuan harian yaitu kelompok I (base krim), kelompok II (gentamisin krim), kelompok III (sarang semut 2,5%), kelompok IV (sarang semut 5%), kelompok V (sarang semut 10%) dan kelompok VI (sarang semut 20%). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan persentase kontraksi luka antara sarang semut 10% dibandingkan dengan gentamisin krim pada hari ke 3 dengan nilai p<0,05. Perbedaan signifikan juga terlihat pada hari ke 6 antara arang semut 10% dibandingkan dengan base krim maupun dengan gentamisin krim dengan nilai p<0,05. Penilaian ketebalan epitelisasi juga tampak perbedaan yang signifikan antara sarang semut 10% dibandingkan dengan gentamisin krim dengan nilai p<0,05. Kesimpulan: Pemberian ekstrak umbi sarang semut 10% mempunyai pengaruh mempercepat kontraksi luka dan meningkatkan ketebalan epitelisasi pada penyembuhan luka.

Wound healing can be defined as a complex dynamic process which produces continuity anatomy and function. Therapeutic modalities is necessary for wound healing process goes well. Traditional plant such as sarang semut tubers is often used as an herbal medicine in treating a variety of diseases, including for wound. Sarang semut contains the form of antioxidants, vitamins and micronutrients that can be used in treating wounds. The purpose of this study was to determine the effect of sarang semut tuber extract topically to the wound contraction and epithelialization in wound healing in vivo in mice skin. This study used a design pre test �¢ï¿½ï¿½ post test control group design (quasi-experimental). Pre tests were performed by making wound on days 0 and post test to measure the contraction of the wound after wound closure extensive daily treatments on days 3, 6, 9, 11 and assessing the thickness of epithelialization histologically at day 11. Animals experimental were used as many as 36 mice were randomly divided into six groups based on daily treatment is group I (base krim), group II (gentamicin krim), Group III (sarang semut 2.5%), group IV (sarang semut 5% ), group V (sarang semut 10%) and group VI (sarang semut 20%) The results showed a significant difference between the percentage of wound closure sarang semut 10% compared with gentamicin krim on day 3 with p<0.05. Significant differences were also seen on day 6 between sarang semut 10% compared with the base krim or with gentamicin krim with p <0.05. Assessment thickness epithelialization also showing a significant difference between the sarang semut 10% compared with gentamicin krim with p <0.05. Conclusion: The extract of tubers sarang semut 10% have an influence accelerates wound contraction and increases the thickness of the epithelialization in wound healing.

Kata Kunci : Sarang semut (myrmecodia pendans), penyembuhan luka, kontraksi luka, ketebalan epitelisasi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.