Laporkan Masalah

Modal Sosial Dalam Pengelolaan Lumbung Pangan Masyarakat

AGUNG S S RAHARJO, Dr. Bevaola Kusumasari

2015 | Tesis | S2 Administrasi Publik

Disadari atau tidak, persoalan rawan pangan dewasa ini telah menjadi persoalan strategis yang menuntut penyelesaian secara komprehensif. Aspek ketersediaan pangan menjadi hal penting didalam menopang terwujudnya ketahanan pangan di tingkat masyarakat. Terkait upaya penanganan persoalan rawan pangan, salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yakni merevitalisasi atau menumbuhkembangkan institusi lumbung pangan masyarakat (LPM) yang secara kelembagaan sebagai penyedia cadangan pangan masyarakat. Institusi LPM tersebut dalam prakteknya dikelola secara berkelompok oleh masyarakat setempat. Namun demikian realitasnya tidak semua pengelolaan lumbung berjalan baik. Ditemui kondisi yang beragam ditingkat implementasinya seperti yang terjadi pada Kelompok LPM Ngudi Rejeki dan Kelompok LPM Bogo Rejo. Penelitian kali ini akan bertujuan melihat dan mengkaji secara mendalam peranan modal sosial pada pengelolaan lumbung pangan di kedua LPM tersebut. Secara lebih mendalam akan mengakaji unsur-unsur modal sosial apa yang berperan, tipologi modal sosial dan perananan modal sosial itu sendiri. Jenis penelitian kali ini adalah penelitian kualitatif dengan tingkat eksplanasi yakni mencoba mengkomparasi peranan modal sosial pada Kelompok LPM Ngudi Rejeki dengan Kelompok LPM Bogo Rejo. Kedua intitusi lumbung tersebut dipilih karena LPM Ngudi Rejeki merupakan institusi lumbung yang terkelola baik sedang LPM Bogo Rejo pada kondisi yang sebaliknya. Adapun hasil penelitian yang dapat disajikan yakni bahwa unsur unsur modal sosial yang berperan dalam proses pengelolaan lumbung pangan yakni unsur kepercayaan (trust), resiprositas, norma (norm) dan jaringan (network). Sedangkan kondisi modal sosial pada kedua LPM tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: bahwa institusi LPM Ngudi Rejeki telah menguatkan, menjaga dan memberdayakan modal sosial yang ada secara baik sehingga memberikan dampak positif bagi proses pengelolaan secara efektif dan efisien. Adapun kondisi LPM Bogo Rejo terkait modal sosial yang ada sekiranya perlu diupayakan untuk terus dikuatkan dan dikembangkan terutama pada aspek kepercayaan, resiprositas dan jaringan. Pembelajaran lain dari penelitian ini yakni didapati adanya basis ikatan sosial seperti ikatan kedaerahan (locality), kekerabatan (khinship) dan kesamaan tujuan (orientation) yang menopang berjalannya modal sosial pada proses pengelolaan LPM. Kemudian terkait tipologi modal sosial pada kedua LPM tersebut dapat diidentifikasi sebagai modal sosial yang menjembatani (Bridging Social Capital) ditandai adanya keterbukaan, fleksibilitas, toleransi, dan kebebasan. Sisi lain yang juga dapat dilihat dari proses pengelolaan LPM ini yakni adanya sikap nilai Sami Handarbeni yang ditunjukkan oleh pengurus dan anggota pada institusi LPM Ngudi Rejeki namun tidak demikian adanya oleh LPM Bogo Rejo.

Whether realized or not, nowadays food insecurity issue becomes strategic problem which demand comprehensive solution. Food availability becomes critical in building food security at the community level. In order to address the issue of food insecurity, one of the strategies undertaken by the Government of Kulon Progo Regency is revitalize or develop Community Granaries (LPM) which institutionally actsas a provider of public food reserves. The LPM managed by local community groups. However, in reality not all barns management went well. Various level of implementation occurs in society such as what happened in LPM Ngudi Rejeki and LPM Bogo Rejo. This research aims to inquire and examine the role of social capital in the management of the barn from those two LPM. Furthermore, this research is also study which elements of social capital that plays the important role, social capital typology and also the role of social capital itself. This research is a qualitative research with explanation level which compares the role of social capital between LPM Ngudi Rejeki and LPM Bogo Rejo. Both institutions are chosen because LPM Ngudi Rejeki is granaries institution which well managed while LPM Bogo Rejo is in the opposite condition.The result of the research is that social capital which play the role in barn management are trust, reciprocity, norm, and network. While the condition of social capital in both LPM can be explained as follows: the Ngudi Rejeki LPM institution has strengthened, maintained and empowered existing social capital so that there is a positive impact on the management process in effective and efficient way. The LPM Bogo Rejo conditions related to its existing social capital needs to be strengthened and developed, especially in the aspect of trust, reciprocity and networks. Another lesson from this study is that there is basis of social bonds such as regional bonds (locality), kinship and common purpose (orientation) that sustains the social capital in the process of managing LPM. Then related to typologies of social capital in both the LPM can be identified as bridging social capital which characterized by openness, flexibility, tolerance, and freedom. Other thing which can also be seen from this LPM management process is the Sami Handarbeni value attitude shown by the board and members of the LPM Ngudi Rejeki but not for the LPM Bogo Rejo.

Kata Kunci : Ketahanan Pangan, Modal Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Lumbung Pangan Masyarakat

  1. S2-2015-371074-abstract.pdf  
  2. S2-2015-371074-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-371074-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-371074-title.pdf