Laporkan Masalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN KETUA GAPOKTAN DAN PERAN PENYULUH TERHADAP KEMANDIRIAN GAPOKTAN DI KABUPATEN KOLAKA

WERY BELEM, IR. M.SI., Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, MS; Dr. Agr. Sri Peni Wastutiningsih

2015 | Disertasi | S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan

Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bertujuan untuk mendapatkan kelembagaaan yang kuat dan mandiri. Kepemimpinan Ketua Gapoktan dan Peran Penyuluh berperan penting dalam pengembangan kapasitas Gapoktan, selain sumberdaya fisik dan kapital. Peran tersebut diperlukan terutama sebagai agen perubahan dalam lingkungan pertanian yang berubah secara dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kepemimpinan Ketua Gapoktan dan peran penyuluh terhadap kemandirian Gapoktan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Teknik pelaksanaannya dengan wawancara terhadap 133 Gapoktan di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Wawancara dilakukan terhadap Ketua Gapoktan, pengurus (selain ketua) dan anggota. Analisis dilakukan dengan pendekatan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan Ketua Gapoktan dan peran penyuluh terhadap kemandirian Gapoktan baik secara parsial maupun simultan. Semakin sering kepemimpinan ketua Gapokan menerapkan kepemimpinan transformasional semakin sering kemandirian dilakukan. Semakin sering peran penyuluh menerapkan perannya, semakin sering kemandirian dilakukan. Di samping itu ditemukan bahwa 1) Ketua Gapoktan sebagai agen perubahan tidak pernah mendorong anggota untuk responsif dalam bekerjasama dengan pihak-pihak yang mempunyai akses teknologi dan pasar. 2) Ketua Gapoktan tidak berani mengambil keputusan yang berbeda dengan tradisi masyarakat. 3) Ketua Gapoktan tidak pernah memberikan kepercayaan anggota dalam memberikan masukan dan saran bagi kemajuan Gapoktan 4) Ketua Gapoktan jarang mendorong anggota untuk memberikan contoh perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai (norma-norma) yang berlaku dalam masyarakat untuk kemajuan Gapoktan. 5) Ketua Gapoktan sebagai pembelajar tidak pernah membangun kondisi untuk secara mandiri mencari informasi pasar produk pertanian terbaru. 6) Ketua Gapoktan dalam hal kemampuan menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian lingkungan tidak pernah memberikan saran dalam merespon ketidakpastian lingkungan pertanian. 7) Ketua Gapoktan tidak mempunyai visi dalam merespons perubahan lingkungan pertanian dan lingkungan pasar produk pertanian. Hasil penelitian ini mendukung Teori Kepemimpinan Transformasional, terbukti efektif untuk mendukung pembaruan dan perubahan organisasi petani dari kelompok tani menuju kelembagaan petani (Gapoktan) yang lebih mandiri. Kata kunci: Kemandirian Gapoktan, Kepemimpinan, Peran Penyuluh Pertanian

The Development of Farmers Group Association (union) aims at obtaining a strong and independent institution one. The farmers group associationhead leadership and the agricultural worker role is important one in the development of the capacity, in addition to physical resources and capital. That role is needed primarily as the agent of change in the agricultural environment being changed dynamically. This study aims at assessing the influence of farmers group associationhead leadership and the agricultural worker role towards the independence. This research was conducted through the interviews with 133 Gapoktan of Kolaka in Southeast Sulawesi. The interviews were conducted with head leadership, the board (other than the head leadership) and the members. The analysis was performed by multiple linear regression analysis approach. These results indicate that there are significant offarmers group associationhead leadership and the agricultural worker role towards the the Gapoktan independence both partially and simultaneously. The head leadershiprarely apply some aspects as follows. 1) The Head leadership as the agent of change never encourage members to be responsive in working with the parties who have access to technology and markets. 2) The Head leadershipdoes not dare to take a different decision with the local tradition. 3) The Head leadershipnever give the credence members to provide feedback and suggestions for improvement Gapoktan, because of unpreparedness members, low education, and are not used in modern organizations (such as: the reporting of administration / finance. 5) The Head leadershiprarely encourage members to give examples of good behavior in accordance with the values (norms) prevailing in the community for the advancement Gapoktan. 5) The Head leadershipas learners never establish the conditions to independently search for the latest market information of agricultural products. 6) The Head leadershipin terms of ability to deal with the complexity and uncertainty of the environment never give advice in response to environmental uncertainty agriculture. 7) The The Head leadershipnot have the vision to respond to the changing agricultural environment and agricultural products market environment. The results support the theory of transformational leadership, transformational leadership is proven effective to support reform and change farmers' organizations of farmer groups towards institutional farmers (union) to achieve the institutional independence of farmers. Keywords: Farmers Institution Independence, Leadership, Agricultural Extension Worker Role

Kata Kunci : Kemandirian Gapoktan, Kepemimpinan, Peran Penyuluh Pertanian Farmers Institution Independence, Leadership, Agricultural Extension Worker Role

  1. S3-2015-264404-abstract.pdf  
  2. S3-2015-264404-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-264404-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-264404-title.pdf