Kewiralembagaan dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Bank Sampah "Gemah Ripah", Badegan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
DHINA ROHMAWATI, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc, Ph.D
2015 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANInforman dalam penelitian ini adalah penggagas bank sampah serta para pengurus bank sampah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana proses kewiralembagaan yang terjadi sehingga bank sampah dapat terbentuk, berjalan, dan berkembang, padahal di tempat lain kebanyakan bank sampah mati suri. Karenanya, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deksriptif. Adapun interpetasi hasil penelitian menggunakan kerangka institutional entrepreneurship yang dicetuskan DiMaggio dan disempurnakan oleh Battilana dan Kusworo. Hasil penelitian menunjukkan Bank Sampah "Gemah Ripah" adalah bagian dari organisasi bernama Bengkel Kerja Kesehatan Masyarakat (BKKLBM). Kemunculannya merupakan bagian dari proses relasi antara aktor-struktur yang terus terjadi selama organisasi dibentuk. Dalam pembentukan bank sampah, terdapat proses panjang prainvention hingga pascainvention. Proses tersebut berawal dari kondisi kontradiksi yang memicu motivasi melakukan pengelolaan sampah mandiri. Seterusnya, perkembangan organisasi terus terjadi karena adanya sifat refleksif yang membuat organisasi terus berkembang. Relasi antara aktor dan struktur dalam pembentukan bank sampah terjadi terus menerus sepanjang lembaga masih berjalan. Relasi tersebut dapat terjadi karena adanya kapasitas yang dimiliki wiralembagawan. Kapasitas mendorong wiralembagawan untuk mengeksekusi ide yang bermuara pada organisasi yang memiliki tiga elemen yakni tujuan, fungsi, dan formasi. Selain itu, konsekuensi dari relasi adalah adanya pergeseran elemen organisasi atau perkembangan kegiatan seiring berjalannya waktu. Hal ini terlihat dari perkembangan kegiatan BKKLBM yang ditandai oleh adanya perbedaan tujuan yang berkala. Aktor-aktor dalam BKKLBM memiliki sifat refleksif yang membuatnya tidak mudah puas dengan hasil yang telah dicapai, serta tidak menjadikan aktivitas mereka sebagai aktivitas linier. Mulai berubahnya paradigm penanganan sampah berkat kemunculan pengelolaan sampah berbasis masyarakat membuktikan bahwa perubahan dapat terjadi lantaran aksi individu. Ini menandakan adanya aksi kewiralembagaan di Badegan. Namun aksi tersebut dilakukan secara kolektif. Aktor yang menjadi tonggak pelembagaan pada mulanya adalah individu, lama kelamaan, interaksi yang sering membuat kegiatan dapat terinstitusionalisasi di kelompok kecil. Kelompok kecil ini menjadikan bank sampah sebagai sarana institusionalisasi pengelolaan sampah dalam lingkup lebih luas.
This research is conducted in Bank Sampah "Gemah Ripah" located in Badegan, Bantul, DIY. The informants are the initiator of Bank Sampah itself, as well as the board when the research was happening. The aim of this research is to discover the process of institutional entrepreneurship that drives the emergence of the bank sampah while in the other place the effort to make bank sampah is usually failed. Thus, the method is qualitative with descriptive approach. Result interpretation is using institutional entrepreneurship theory proposed by DiMaggio and complemented by Battilana and Kusworo. The result of the research shows that Bank Sampah "Gemah Ripah" is a part of organization named Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (BKKLBM). The emergence of it is a part of a process resulted from actor-structure relation which happens during the form of the organization. The making process of the bank sampah can be classified into three parts: from pra invention to pasca invention. The process began from a contradiction that pushed motivation to do community based waste management (CBWM). The organization then getting develops as an impact of the presence of reflexivity among actors. The relation between actor and structure in the making of the bank sampah happens as long as the organization still exists. The relation could happen because actors have their capacities to do so. The capacities pushed them to execute the idea and forms an organization contains of three elements: goal, formation, and function. Aside from that, the consequence of this is the change of the elements of institution or the developing of organization activity marked by periodic difference of goal. As quotes by Giddens, the actors of BKKLBM has self-reflexivity that make them not easily satisfied with their achievement and do not make the activity goes in a linier way. The change paradigm of waste management because of the emergence of CBWM is a proof that change could be happen from an individual action. This is also proof that there is an institutional entrepreneurship activity lies in Badegan. Yet, that action is collective. In the beginning the main actor was individual, then an intense interaction makes the activity could be institutionalized into a small group. This small group then makes the bank sampah as a medium to institutionalized waste management in wider scope.
Kata Kunci : Kewiralembagaan, Bank Sampah "Gemah Ripah", Institusi Inovatif, Institutionalisasi