Laporkan Masalah

RETALIASI DALAM KERANGKA PENYELESAIAN SENGKETA DISPUTES SETTLEMENT MECHANISM (WTO)

CHOLILLAH SUCI P., Dr. Poppy S. Winanti, MPP, M.Sc

2015 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional

Tesis ini bertujuan untuk menjawab dan menjelaskan mekanisme retaliasi dalam kerangka penyelesaian sengketa Dispute Settlement Mechanism (DSM) WTO yang dalam prakteknya sulit untuk diimplementasikan bagi Negara anggotanya terutama bagi Negara berkembang melawan Negara maju. Retaliasi menjadi sulit untuk diimplementasikan bagi Negara berkembang dikarenakan dua hal. Pertama dikarenakan oleh kerumitan mekanisme pelaksanaan retaliasi dan pertimbangan kalkulasi ekonomi dimana suatu Negara harus melewati tahap panjang sebelum retaliasi bisa dilakukan serta memerlukan biaya yang tak sedikit dalam proses pelaksanaannya. Kedua, walaupun secara teknis, aturan pada rezim internasional pun sudah ada, tetapi dalam implementasinya nuansa politis sangat kental diantara Negara-negara anggota WTO, dikarenakan WTO sendiri tidak mampu membuat Negara anggotanya untuk mematuhi aturan yang telah disepakati. Sehingga, dalam prakteknya, prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa seperti retaliasi sulit untuk diimplementasikan oleh Negara berkembang. Seperti contohnya terlihat pada kasus antara Indonesia dan Amerika Serikat terkait rokok kretek.

This thesis aims to answer and explain the mechanism of retaliation within the framework of Dispute Settlement Mechanism (DSM) in WTO which is in practice difficult to implement by the Member States, especially for developing countries against developed countries. Retaliation is difficult to implement by developing countries because of two things. Firstly due by the complexity of the mechanism of retaliation implementation and consideration of economic calculation which is a State must pass the long stage before the retaliation could be done and need a lot of costs in the process of implementation. Secondly, although technically, the rules of the international regime was already posted, but the implementation is very strong political overtones among member countries of the WTO, because the WTO itself is not able to make of its members to adhere to the agreed rules. Thus, in practice, the implementation of the dispute resolution procedures such as retaliation difficult to be implemented by developing countries. As an example shown in the case between Indonesia and the United States related to clove cigarettes.

Kata Kunci : Retaliasi, Rezim Internasional, WTO, Rokok Kretek, Indonesia dan Amerika Serikat

  1. S2-2015-370585-abstract.pdf  
  2. S2-2015-370585-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-370585-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-370585-title.pdf