Telaah utilisasi obat pasien rawat jalan dengan diagnosa hipertensi di RSUD Wonosari

TESTIANA WIDANINDRI, Dr. Erna Kristin, M.Si., Apt; Dr. Drg. Julita Hendrartini, M.Kes

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

INTISARI Latar Belakang: Pengendalian penggunaan obat pada penanganan penyakit kronis menjadi salah satu perhatian penting terutama bagi obat yang termasuk dalam cakupan asuransi kesehatan. Telaah utilisasi obat bertujuan mengendalikan penggunaan obat baik mutu maupun biayanya. Dengan telaah utilisasi obat diharapkan dapat mendorong terwujudnya kualitas pengobatan yang baik dengan biaya yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan utilisasi obat pada pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) rawat jalan dengan diagnosis hipertensi di RSUD Wonosari. Metode penelitian: Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan data retrospektif. Data kuantitatif diambil dari rekam medis pasien dan dilengkapi data resep serta tarifnya. Subjek penelitian adalah data pasien hipertensi yang dirawat jalan di RSUD Wonosari pada bulan Oktober-Desember 2014. (n= 154) Hasil Penelitian: Diperoleh 403 item obat yang terdiri dari 299 obat antihipertensi dan 104 obat lainnya. Rata-rata jumlah R/ per resep pasien adalah 3 R/. Obat yang paling banyak diresepkan adalah Irbesartan yang memiliki harga satuan cukup tinggi dibanding antihipertensi lainnya. Rata-rata durasi pemberian obat per resep adalah 27+7 hari, rata-rata biaya obat per resep Rp 80.716+44.901,00. Komponen biaya obat dari biaya rumah sakit adalah 52,2%. Biaya obat pasien yang diklaimkan termasuk paket INA-CBG adalah Rp 4.569.200,00 (18,5%), sedangkan biaya obat yang dikalimkan terpisah dari paket adalah Rp 7.861.169,00. Pada penilaian mutu peresepan 48 (31,2%) kasus interaksi obat, 2 (1,3%) obat berkontraindikasi, 4 (2,6%) durasi pemakaian kurang, 9 (5,8%) biaya obat lebih mahal dari alternatif, 38 (24,7%) obat merk, 11 (7,1%) obat tidak sesuai formularium. Kesimpulan: Beberapa permasalahan peresepan pasien menunjukkan penanganan pasien JKN dengan diagnosis hipertensi belum berorientasi kepada aspek keamanan pasien dan efisiensi biaya. Ditemukan pula pelayanan yang tidak sesuai standar dapat menjadi kecenderungan adanya kecurangan (fraud) yang diharapkan dapat diatasi atau dicegah untuk kembali terjadi di RSUD Wonosari, sehingga terwujud pelayanan yang lebih baik dalam penanganan hipertensi untuk pasien JKN. Kata Kunci: Hipertensi, Telaah Utilisasi Obat, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Mutu Peresepan, Biaya Obat yang Diresepkan

ABSTRACT Background: Control use of drug in chronic disease management is an important especially for drugs included health insurance coverage. Drug utilization review aims to control the use of drugs both quality and costs of prescription drug. Drug utilization review can help evaluating prescription drug and enhance an effective and efficient presctiption drug use. Objective: This study aimed to describe drug utilization in outpatients with hypertension in Wonosari Regional Public Hospital. Methods: This study was a retrospective cross-sectional study. The data collected from patient’s medical record, prescription, and health care spending. Respondent is patient who attending outpatient department in Wonosari Regional Public Hospital on October-December 2014. (n=154) Results: Obtained 403 drug items consisting of 299 antihypertensive drugs and 104 other drugs. The average number of drug per prescription was 3. The most widely prescribed drugs are irbesartan which has quite high price compared to other antihypertensive drugs. The average duration of drug administration drugs is 27+7 day, the average cost per prescription is Rp 80.716+44.901,00. Drug cost was 52,2% from total hospital cost. Drug costs which is claimed include in INA-CBG package is Rp 4.569.200,00, while which is claimed apart from the pack is Rp 7.861.169,00. On the assessment of the prescribing quality we found 48 (31,2%) cases of drug interactions, 2 (1,3%) drug contraindicated, 4 (2,6%) the duration of use is less, 9 (5,8%) in drug costs are more expensive, 38 (24,7%) drug brands, 11 (7,1%) are not listed in drug formulary. Conclusion: Some prescribing problems in treatment of JKN’s hypertensive patients has not been oriented to patient safety and cost efficiency. It was also found that does not match the standard of service can be a tendency of fraud that hopes can be prevented from re-occurring in hospitals Wonosari, to make a better service for hypertensives patients in JKN. Keywords: Hypertension, Restrospective Drug Utilization Review, National Health Insurance (JKN), Quality of Prescription Drug, Prescription Drug Cost

Kata Kunci : Keywords: Hypertension, Restrospective Drug Utilization Review, National Health Insurance (JKN), Quality of Prescription Drug, Prescription Drug Cost