Strategi Pengelolaan Potensi Hutan Mangrove Kampung Sopendo dan Kampung Insiri Distrik Biak Barat Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua
UTAMI ARYANTI, Prof. Hartono, DEA, DESS dan Dr. Nurul Khakhim, M.Si
2015 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPenelitian ini dilaksanakan di Kampung Sopendo dan Kampung Insiri, Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak Numfor, tujuan penelitian ini adalah 1) Mengkaji kondisi ekosistem hutan mangrove di Kampung Sopendo dan Kampung Insiri. 2) Mengkaji pemahaman dan peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan hutan mangrove di Kampung Sopendo dan Kampung Insiri 3) Merumuskan arahan strategi pengelolaan hutan mangrove di Kampung Sopendo dan Kampung Insiri. Penelitian ini menggunakan metode survey, metode mengumpulkan data dengan sampling dan metode analisisnya secara ku. Variable yang digunakan pada penelitian ini meliputi faktor fisik, karakteristik masyarakat, dan vegetasi. Hasil penelitian terdapat 13 jenis spesies di lokasi penelitian yaitu Achantusilicifolius, Bruguiera gymnorriza, Bruguiera exaristata, Ceriops tagal, Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Xylocarpus granatum, Nypa fructicans, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, Sonneratia alba, dan Sonneratia caseolaris. Nilai penting di zona belakang untuk tingkat pohon yang terbesar adalah nilai penting dari spesies Nypa fructicans yaitu sebesar 25, 213%. Nilai penting tingkat pohon untuk zona tengah yang tertinggi yaitu 18,386% yang merupakan nilai penting spesies Sonneratia alba. Nilai penting tingkat pohon untuk zona depan sebesar 37,298% yang merupakan nilai penting dari spesies Sonneratia alba. Keadaan substrat pada wilayah penelitian memiliki kadar salinitas berkisar antara 3,89 sampai 4,26 ppt, pH substrat sekitar 6,76 sampai 6,78, kandungan ammonia pada substrat berkisar antara 12,96 sampai 14,42, kandungan nitrat pada substrat berkisar antara 20,62 sampai 24,18, dan kandungan pospat dalam substrat berkisar antara 23,28 sampai 23,94. Masyarakat di daerah penelitian mengerti fungsi hutan mangrove sebagai pelindung tapi belum mengetahui mengenai cara yang tepat untuk memanfaatkan potensi hutan mangrove yang terdapat di kampung mereka. Bentuk pemanfataan yang dilakukan selama ini hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Strategi yang dapat diterapkan untuk memanfaatkan potensi hutan Mangrove yang terdapat di Kampung Sopendo dan Kampung Insiri yaitu dengan meningkatan kualitas SDM dan pengetahuan mengenai pemanfaatan hutan mangrove sacara lestari dan bernilai ekonomi misalnya dengan dimanfaatkan sebagai daerah ekowisata atau dikelola dengan sistem mina hutan.
This study was carried out in Sopendo and Insiri Villages. These villages are located at West Biak District, Regency of Biak Numfor. There are three purposes of this study: 1) to study the mangrove forests ecosystem in Sopendo and Insiri Villages, 2) to study the societies living in the area of mangrove forests or the human-mangrove relationship, and 3) to formulate the strategy to manage the mangrove forests in Sopendo and Insiri Villages. This study is a qualitative study which utilized survey methods, and the data of this study was collected through sampling. There are three variables in this study, i.e. physical character, human societies within or around the mangrove forests and the vegetation. The results shows that the mangrove forest ecosystem is covered by thirteen different species, i.e. Achantus ilicifolius, Bruguiera gymnorriza, Bruguiera exaristata, Ceriops tagal, Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Xylocarpus granatum, Nypa fructicans, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, Sonneratia alba, and Sonneratia caseolaris. In the back zone, the Rhizopora apiculata tree has the highest importance value i.e. 72.38 percent. In the middle zone, the highest importance value is also Rhizopora apiculata with 84.220 percent tree. In the front zone, the Sonneratia alba has the greatest value with 37.298 percent tree. Meanwhile, the substrate found in the research field shows salinity around 3.89 until 4.26 ppt, pH around 6.76 until 6.78, amonia content 12.96 until 14.42, nintrate content around 12.96 until 14.42 and Phosphate content around 23.28 until 23.94. The analysis for human-mangrove relationship suggested that people living within the mangrove forests know well about the function of the forest as a protector, but they do not know how to make use of its potency. So far they only utilize it limitedly for their daily need. The strategy that can be applied to make use of the potency of mangrove forest in Sopendo and Insiri Villages is by improving the quality of human resource and their knowledge about how to sustainably utilize the mangrove forest, to bring out the economic values of it by transforming it into ecotourism object managed by a system known as mina hutan.
Kata Kunci : Ekosistem Mangrove, faktor lingkungan, Strategi pengelolaan.