ARSITEKTUR DAN LATARBELAKANG PENERAPAN PADA KOMPLEKS GEREJA LAMA DI KALIBAWANG, KULON PROGO, DIY
DENNY PRABAWA, Sektiadi, S.S., M.Hum.
2015 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIKompleks Misi Boro dan Gereja Santa Perawan Maria Lourdes Promasan merupakan kompleks gereja tertua di Kabupaten Kulon Progo yang terletak di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, DIY. Keduanya dibangun pada kurun tahun 1930-1940. Kedua kompleks gereja tersebut. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri dalam hal arsitektur. Dari awal dibangun sampai sekarang (2015) keduanya tidak mengalami perubahan arsitektur yang signifikan. Tentunya Kompeks Misi Boro dan Gereja Promasan mewakili corak arsitektur yang sedang berkembang pada kurun tahun 1930-1940 di Kalibawang. Oleh karena hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan corak arsitektur beserta latarbelakang penerapannya di Kalibawang, Kulon Progo, DIY pada kurun tahun 1930-1940. Untuk mencapai tujuan tersebut, Penelitian ini menggunakan metode studi komparatif dan desktriptif analitis. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa terdapat perbedaan corak arsitektur antara Kompleks Misi Boro dan Gereja Santa Perawan Maria Lourdes Promasan. Hal ini dipengaruhi oleh latar kondisi lingkungan fisik sosial, dan religi yang juga berbeda, walaupun berada dalam kecamatan yang sama. Perbedaan corak arsitektur dan latar belakang penerapan tersebut menunjukan hierarki di antara Kompleks Misi Boro dan Gereja Santa Maria Lourdes Promasan.
Kompleks Misi Boro and Gereja Santa Perawan Maria Lourdes Promasan are the oldest church complexes in Kulon Progo regency that located in sub-district Kalibawang, Kulon Progo, DIY. It built in 1930-1940. Each Kompleks Misi Boro and Gereja Santa Perawan Maria Lourdes Promasan has uniqueness in terms of architecture. Since 1930-1940 until 2015, there has not been changed significantly in term of architecture. Both church complexes could be assuredly considered as the representation of the flourishing architectural characteristic in 1930-1940 in Kalibawang. This research attempts to obtain the pattern of architecture in Kalibawang and background of its application. The methods used in this research are comparative study and descriptive analytic characteristic. The results of this research show that Kompleks Misi Boro and Gereja Santa Perawan Maria Lourdes Promasan have different pattern on the architecture. The difference derives from the condition of physical environment, social, culture, and religion, although both church complexes located in same sub-district. The diversity of architecture and its background also represent the hierarchy between Kompleks Misi Boro and Church of Promasan.
Kata Kunci : Kompleks gereja lama di Kalibawang-Kulon Progo-DIY, corak arsitektur, latar belakang penerapan, hierarki /old-church complex in Kalibawang-Kulon Progo-DIY, pattern of architecture, background of application, and hierarchy.