Laporkan Masalah

Perencanaan Kelurahan Ngampilan dengan Konsep Kampung Hijau

AKBAR ABDUL FATTAH, Iwan Suharyanto, S.T., M.Sc

2015 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kampung kota adalah permukiman perkotaan yang muncul secara informal tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal ini mengakibatkan terjadinya berbagai permasalahan, baik permasalahan fisik keruangan maupun lingkungan. Padahal kampung kota memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi penduduk perkotaan. Salah satu kampung kota di Yogyakarta adalah Kelurahan Ngampilan. Permasalahan fisik keruangan yang muncul di Kelurahan Ngampilan adalah kurangnya ruang aktivitas masyarakat akibat tingginya kepadatan bangunan, tidak terjangkaunya pusat-pusat kegiatan, kurangnya lahan parkir dan kurangnya jalur pedestrian yang baik. Sedangkan permasalahan lingkungan yang muncul adalah kurangnya ruang terbuka hijau, kualitas air tanah menurun, limbah rumah tangga tidak terkontrol dan pengolahan sampah yang tidak tersistem. Konsep kampung hijau merupakan salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di kampung kota. Konsep ini diadopsi dari teori Urban Design (Talen, 2009) dan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Setelah melakukan sintesis masalah dan teori, maka didapatkan 7 elemen utama sebagai konsep kampung hijau Ngampilan, yaitu (1) Green Openspace, (2) Green Building, (3) Green Ways and Pedestrian, (4) Green Waste, (5) Green Circulation and Parking, (6) Green Space for Elderly, dan (7) Non Spatial. Salah satu pembelajaran penting yang dapat diambil dalam perencanaan ini adalah sintesis masalah dan teori merupakan kunci utama dalam merumuskan rencana nyata untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada kampung kota. Konsep kampung hijau memang tidak terdefinisikan secara rinci dalam keilmuan perencanaan wilayah dan kota. Namun, konsep ini diharapkan mampu memberikan implementasi nyata untuk menggambarkan konsep kampung hijau sehingga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di kampung kota.

Urban Village (locally known as “Kampung Kota”) is an urban settlement emerging informally without any good planning. It has caused various problems both in space physical problem and in environmental problem. In fact, Urban village has an essential role in fulfilling the needs of settlement for urban communities. Ngampilan District is one of urban village located in Yogyakarta City. In this area, the physical problem of space is related to the lack of social activities due to the high density, inaccessibility of activity center, insufficiency of parking areas and good space for pedestrians. On the other side, the environmental problem is related to the lack of openspace (locally abbreviated as “RTH – Ruang Terbuka Hijau”), declining quality of groundwater, uncontrolled household waste and unsystematic waste management. The concept of Green Kampong is one of solutions to solve with the issues occurred in urban village. This concept is adopted from the theory of Urban Design by Talen (2009) and P2KH (Development Program of Green City) from the Ministry of Public Work (PU). After conducting the synthesis of the problems and theories, 7 (seven) main elements have been obtained to be the concept of Green Kampong of Ngampilan, including (1) Green Openspace, (2) Green Building, (3) Green Ways and Pedestrian, (4) Green Waste, (5) Green Circulation and Parking, (6) Green Space for Elderly, and (7) Non Spatial. Lesson learnt from this planning process is knowing that the synthesis of problems and theories are the key factor to formulate the real planning in solving problems occurred in urban village. Though the concept of urban village is not defined in urban design theory, this planning process try to describe a concept of green kampong as one of the alternatives to solve with any problems in urban village.

Kata Kunci : Kampung Kota, Kampung Hijau, P2KH, Urban Design

  1. S1-2015-319269-abstract.pdf  
  2. S1-2015-319269-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-319269-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-319269-title.pdf