TINGKAT KEHADIRAN KUCING HUTAN (Prionailurus bengalensis) DI BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI HUTAN ALAS KEMUNINGDAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEMANGGUNG
YOPI KARUNDENG, Dr. rer. silv. M. Ali Imron, S.Hut., M.Sc.
2015 | Skripsi | S1 KEHUTANANKucing hutan (Prionailurus bengalensis) merupakan satwa indikator keanekaragaman satwa di dalam suatu ekosistem hutan. Kucing hutan di hutan Alas Kemuning dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi habitat yang beranekaragam, mengingat pada kawasan hutan Alas Kemuning memiliki lima tipe penggunaan lahan yang berupa sawah, tegalan, pekarangan, kebun kopi, dan semak belukar. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik Bio-Fisik di tiap tipe penggunaan lahan di hutan Alas Kemuning sehingga dapat diketahui kehadiran kucing hutan (Prionailurus bengalensis) di tiap penggunaan lahan dan faktor Bio-Fisik apa saja yang dapat memengaruhi kehadiran kucing hutan di hutan Alas Kemuning pada tiap penggunaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di hutan Alas Kemuning dan sekitarnya yang terletak di desa Kemuning PERUM PERHUTANI Jawa Tengah di KPH Kedu Utara. Data kehadiran kucing hutan diambil dengan menggunaka bantuan alat berupa kamera trap yang dirancang secara sistematis berupa grid 200x200 m. Pemasangan kamera trap pada masing-masing grid ditentukan berdasarkan titik pengamatan yang telah direncanakan sebelumnya pada peta dan jalur potensial yang digunakan oleh kucing hutan. Pengambilan data habitat berupa faktor biotik menggunakan nested samplingdan protocol sampling untuk pengambilan data abiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Bio-Fisik yang mampu memengaruhi kehadiran kucing hutan adalah kerapatan sapihan dan tutupan vegetasi dengan ukuran 30-100 cm. Variabel bebas berupa kerapatan sapihan dan tutupan vegetasi ukuran 30-100 cm mampu memrediksi peluang kehadiran kucing hutan sebesar 47,2%. Kerapatan sapihan mampu memrediksi karena di hutan Alas Kemuning di dominasi oleh tanaman kopi yang termasuk dalam tingkatan sapihan dan tutupan vegetasi ukuran 30-100 cm digunakan oleh kucing hutan sebagai habitat untuk berlindung, mencari pakan, dan ruang untuk bertahan hidup
Leopard cat is an indicator of wildlife biodiversity in forest ecosystem. Leopard cat in Alas Kemuning forest could adapt well in various land use types i.e. paddy field, dry field, forest garden, agroforestry with coffee, and bushes. The objective of this experiment is to find out the bio-physic caracteristics in each land use types of Alas Kemuning, leopard cats precence in each type of land use, and bio-physic factors which affecting leopard cats presence . This study was carried out in Alas Kemuning forest and surrounding area of Kemuning village, KPH Kedu utara, PERUM PERHUTANI, Temanggung district of Central Java. The data of cats presence was collected by camera trap which was placed systematically in 200x200 m grid. Camera traps installation in each grid was determined by previous observations and potential tracks of this cat. The habitat data was collected through systematic sampling by collecting biotic factors using nested sampling, and abiotic factors using protocol sampling. The result showed that bio-physical variables affected leopard cats presence were sapling density and vegetation cover in 30-100 cm size. These variables could predict leopard cats presence at 47,2%. Both variables were affect the cats due to vegetation condition which was dominated by agroforest with coffee plantation, and cover within 30-100 cm size were used by the cat mainly for cover and place to survive.
Kata Kunci : kucing hutan, hutan rimba campuran, konservasi, aktivitas manusia, manajemen habitat