Penentuan Indikator Risiko Operasional Utama (Operational Key Risk Indicator) Pada Pelayanan Petikemas di PT. Pelabuhan Tanjung Priok
RIZQI WIJAYANTO, Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, M.SIE
2016 | Tesis | S2 ManajemenUntuk meningkatkan fokus dan efektivitas manajemen risiko operasional pada pelayanan petikemas di Terminal Operasi III PT. Pelabuhan Tanjung Priok perlu dilakukan identifikasi dan pengendalian atas risiko utama beserta indikator dari risiko utama tersebut. Indikator Risiko Utama (Key Risk Indicator-KRI)merupakan indikator dalam sistem pemberitahuan dini yang aktif apabila terjadi perubahan tingkat risiko sehingga kemungkinan terjadinya risiko dapat direduksi dan tidak berdampak pada kegagalan pencapaian target kinerja operasional. Identifikasi risiko utama dilakukan dengan mempergunakan metode penilaian risiko yang telah diterapkan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Risiko utama merupakan risiko yang berada di luar toleransi pada matriks peta risiko (risk heat map) yang telah ditetapkan oleh organisasi sedangkan KRI merupakan penyebab risiko yang dinilai paling penting oleh pemangku risiko (risk owner). Alternatif KRI ditentukan menggunakan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) dan Analisis Pareto. Untuk menentukan KRI dilakukan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria Relevance, Measurable, Predictive, Easy To Monitor, Auditable dan Comparability yang dikembangkan oleh The Institute of Operational Risk. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh 3 (tiga) risiko utama beserta KRI yang menyertainya yaitu 1. Risiko Kemacetan Lalu Lintas di Sekitar Kawasan Pelabuhan dengan KRI Waktu Puncak Aktivitas Pelabuhan dan Metrik Arus Kedatangan Petikemas; 2. Risiko Kontainer Terlambat Datang Untuk Receiving dengan KRI Kemacetan Lalu Lintas di Sekitar Kawasan Pelabuhan dan Metrik Arus Kedatangan Petikemas; dan 3. Risiko System Down/Lambat pada Proses Stevedoring dan Haulage dengan KRI Listrik Padam dan Metrik Tingkat Kesiapan (Availability) Genset.
To increase the focus and effectiveness of operational risk management of the container service activity in Terminal Operations III of PT. Port of Tanjung Priok, it is necessary to identify and control over the main risks as well as indicators of the main risks. Key Risk Indicators (KRI) is an indicator of the early warning system in case of changes in the level of risk so that the likelihood of the risk can be reduced and no failure impact on the achievement of operational performance targets. Identification of the main risks is done by using the risk assessment method that has been applied by PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). The main risk is the risk that is outside the tolerance on risk heat map that has been set by the organization, while KRI is a risks cause considered most important by risk owner. KRI alternative is determined using Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram) and Pareto Analysis. KRI is determine by conducted the Analytical Hierarchy Process (AHP) with the criteria developed by The Institute of Operational Risk, those are Relevance, Measurable, Predictive, Easy To Monitor, Auditable and Comparability. The carried out analysis resulting 3 key risks along with the KRIs namely 1. Risk of Port Traffic Jam with KRI Peak Time of Port Activity and Daily Container Throughput Metrics; 2. Risk of Late Container for Receiving with KRI Port Traffic Jam and Daily Container Throughput Metrics; and 3. Risk of System Down During Stevedoring and Haulage Process with KRI Power Down and Genset's Availability Metrics.
Kata Kunci : Petikemas , Risiko Utama, Key Risk Indicator, Analytical Hierarchy Process