STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN INDONESIA TERHADAP DAMPAK KESEPAKATAN PERDAGANGAN BEBAS ASEAN DENGAN NEGARA CHINA (Asean-China Free Trade Agreement/ACFTA) DI SEKTOR MANUFAKTUR
HERRY SUNARTO, Prof. M. Hawin, S.H., LL.M., Ph.D.
2015 | Tesis | S2 HukumPerdagangan bebas menyatukan dunia dalam distribusi barang. Tidak ada diskriminasi antara barang impor dengan produk domestik. Sebelum penerapan perdagangan bebas, barang impor akan dikenai pungutan Negara berupa bea masuk. Indonesia telah menandatangani ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) sehingga secara langsung sudah ikut terikat dalam perjanjian internasional yang harus dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi adalah bagaimanakah peran dan motif Indonesia dalam mengikuti perjanjian perdagangan bebas, bagaimanakah dampak kesepakatan ACFTA disektor manufaktur, dan bagaimanakah strategi Indonesia dalam menghadapi kebijakan ACFTA di sektor manufaktur. Sifat penelitian adalah penelitian hukum normatif-empiris yang mengkaji dan meneliti data hukum sekunder, dengan sumber hukum primer yaitu perjanjian kerjasama ACFTA, Keputusan Presiden dan Keputusan Menteri Keuangan dan juga data dari buku-buku, makalah dan karangan ilmiah. Analisis yang digunakan untuk peran dan motif adalah ratifikasi Keputusan Presiden No. 48 Tahun 2004, untuk dampak kesepakatan ACFTA adalah dengan mengkaji analisa umum manufaktur dan persektor, sedangkan analisis strategi dengan analisis strategi Indonesia kedalam dan keluar. Kesimpulan yang didapat adalah peran Indonesia dalam kebijakan perdagangan bebas adalah adanya kegagalan pasar dan distribusi pendapatan dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat, sedangkan motif adalah untuk meminimasi biaya dan rintangan, untuk dampak sisi positif adalah adanya perbaikan di sektor manufaktur , sisi negatif adalah teknologi yang kurang di sektor manufaktur, strategi ke dalam adalah perbaikan dan penyediaan infrastruktur dan strategi ke luar adalah pembicaraan ulang isi substansi perjanjian yang kurang menguntungkan Indonesia.
Free trade unite the world in the distribution of goods. There is no discrimination between imported goods with domestic products. Prior to the implementation of free trade, goods import levies in the State in the form of import duties. Indonesia has signed the ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) that have participated directly bound in the international agreement to be implemented. The problem that occurs is how Indonesia's role and motives in participating in a free trade agreement, how can the impact of ACFTA agreement in the manufacturing sector, and how the strategy of Indonesia in facing ACFTA policies in the manufacturing sector. The nature of research is normative-legal research empirically investigate and secondary legal data, with the source of primary law, namely the cooperation agreement ACFTA, Decision of the President and the Minister of Finance and also the data of books, papers and scientific articles. The analysis used for the role and motive was ratification of Presidential Decree No. 48 in 2004, to the impact of ACFTA agreement was to assess the general analysis of manufacturing and per sector, whereas the strategy analysis strategy analysis Indonesia in and out. The conclusion is Indonesia's role in the policy of free trade is the existence of market failure and the distribution of income and inequality welfare of society, while the motive is to minimize costs and obstacles, to effect positive side is an improvement in the manufacturing sector, the negative side is the technology that is lacking in the sector manufacturing, strategies into is the repair and the provision of infrastructure and strategies to the outside is the substance of the talks over the contents of the agreement that are less favorable Indonesia.
Kata Kunci : ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), Sektor industri manufaktur