Laporkan Masalah

Wacana Pendidikan bagi Anak di Tabloid Koran Anak

MIFTAHUL ARZAK, Dr. Ratna Noviani., S.IP., M.Si.

2016 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana pendidikan bagi anak serta relasi antar subyek dalam artikel Koran Anak (KA) edisi ke-II Mei 2011 dengan tema hari pendidikan nasional. KA hadir sebagai media perlindungan anak yang menginformasikan permasalahan sosial anak, salah satunya permasalahan pendidikan di NTB. Korpus yang telah dipilih kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough sehingga mendapatkan beberapa temuan, antara lain: KA menghadirkan wacana nasionalisme di dalam pendidikan. Namun, wacana nasionalisme yang ditanamkan sejak dini kepada anak-anak melalui sekolah cenderung sempit. Nasionalisme hanya diperkenalkan melalui atribut-atribut di seragam siswa saja. Di dalam artikelnya, KA juga menghadirkan pendidikan agama di dalam pendidikan bagi anak-anak NTB. Pendidikan agama yang dihadirkan hanyalah agama Islam yang diberikan kepada masyarakat saat mengalami permasalahan sosial dan ekonomi saja. Selain nasionalisme dan agama, KA juga menghadirkan pendidikan yang ramah bagi anak di dalam artikelnya, tetapi sistem tersebut masih menghadirkan anak sebagai sosok yang dibicarakan saja. Dari beberapa penjelasan tersebut, akhirnya KA menghadirkan subyek anak yang tidak tunggal, tetapi mereka dihadirkan melalui kelas sosial di masyarakat yang selalu dipandang pasif ketika disandingkan dengan sosok orang dewasa. Kehadiran orang dewasa akhirnya dihadirkan sebagai sosok teladan bagi anak yang membuka pintu bagi masa depan anak agar terhindar dari permasalahan sosial dan ekonomi di masa depan. Di sisi lain, Orang dewasa pun tidak bebas dari bias jender saat dihadirkan sebagai teladan. Perempuan selalu ditampilkan sebagai sosok pendamping laki-laki dan tidak diposisikan sebagai teladan bagi anak. Kemudian, masa depan anak yang dihadirkan oleh KA masih berbicara tentang profesi yang mengharuskan anak-anak dapat menjadi pilar bagi negaranya.

The research aims to examine the discourse of education for children and its relation between subjects in six articles of Koran Anak (KA), second edition, May 2011, by the theme of National Education Day. Koran Anak intended to media for children protection that informs about social children problems, one of them is education problem in NTB. Corpus has been selected then analyzed using critical discourse method by Norman Fairclough and thus found that: KA present the discourse of nationalism within education. Although the discourse of nationalism that required since the early age for children tends too insufficient. Nationalism was only introduced through attributes in student uniform only. Within its articles, KA also presented religious education in child education in NTB. Religious education presented only has Islamic education given to society when they are experiencing social and economic problems. Beside those, KA also presents about friendly education for children as one who are only talked about. From these explanations, finally KA presents about children not as a single subject, but they represents through social classes within society which tend to be a passive subject when paired with grown-ups. Grown-ups figures represents as role models for children that always open the future doors for child in order to spared from social and economic problems. In contrary, grown-ups cannot free from the bond of gender biased when they presented as role models. Woman always shows as man partner and never been positioned as role model for children. Then, children future that shown by KA still talked about profession which obligate for children to be a pillar for their country.

Kata Kunci : Anak, Koran Anak, Pendidikan/Children, Koran Anak, Education