MAKNA GUBAHAN RUANG SITUS-SITUS HINDHU-BUDDHA MASA SINHASARI ABAD XII sampain XIII MASEHI DI SAUJANA DATARAN TINGGI MALANG DAN SEKITARNYA

BLASIUS SUPRAPTA, DRS., M.HUM., Prof.Dr. Sumijati Atmosudiro; Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A.,M.Phil

2015 | Disertasi | S3 Arkeologi

Saujana Dataran Tinggi Malang dan sekitarnya merupakan kawasan geologis yang berada di wilayah Karisidenan Malang, Jawa Timur dan istilah geologis ini pertama kali dikemukan oleh ahli geologi Belanda E.C.Jul.Mohr. Oleh Mohr kawasan ini dianggap sebagai kawasan yang subur, sehingga di kawasan ini berkembanglah peradaban Hindhu- Buddha antara lain yaitu Peradaban Hindhu-Budha Kerajaan Sinhasari abad XII sampai XIII M. Salah satu bukti berkembangnya Peradaban Sinhasari yaitu banyaknya ditemukan sebaran situs Hindhu-Buddha abad XII sampai XIII M di kawasan tersebut. Sebaran situs-situs yang dimaksud antara lain terdiri atas situs desa-desa kuno, situs dharma haji, dharma lpas, patirthan, benteng nagara, kelompok tempat suci serta situs ibu kota kerajaan. Sejumlah sebaran situs-situs tersebut sebagian besar ditemukan satu konteks dengan tinggalan megalitik. Dalam kaitannya dengan hal ini, belum pernah dilakukan penelitian mendalam mengenai makna gubahan ruang situs-situs masa perkembangan peradaban Sinhasari abad XII sampai XIII M, dengan pendekatan Strukturalisme Levi-Strauss, berbasis pada arkeologi post-prosessual pengkhususan kajian arkeologi lanskap. Sehubungan dengan hal ini, perlu melakukan penelitian lanjutan tentang makna gubahan ruang situs- situs abad XII sampai XIII M masa Sinhasari untuk menemukan pola hubungan sintagmatik dan paradigmatik struktur gubahan ruang situs-situs Hindhu-Buddha abad XII-XIII M serta mengetahui struktur dalam sebaran gubahan ruang situs-situs sehingga dapat mengungkap alam pikiran : sistem gagasan dalam kaitannya dengan sistem kepercayaan masyarakat Hindhu-Buddha pada waktu itu. Penelitian arkeologi lanskap dengan pendekatan Strukturalisme Levi-Strauss melalui serangkaian tahapan analisis yaitu analisis struktural sebaran struktur gubahan ruang situs, analisis sintagmatik dan paradigmatik sebaran struktur gubahan ruang situs dan analisis makna, struktur serta transformasi sebaran sruktur gubahan ruang situs-situs Hindhu- Buddha pada abad XII sampai XIII M. Hasil penelitian terhadap sebaran struktur gubahan ruang situs abad XII sampai XIII M masa Sinhasari, menunjukkan bahwa struktur sebaran gubahan ruang situs-situs Hindhu-Buddha abad XII sampai XIII M umumnya menggunakan konsep struktur ruang panatur-muka, pengembangan konsep panatur-muka yakni pechaka 4 dan ketelakan struktur ruang situs pada lanskap alamiah yaitu pada kawasan titik pertemuan dua sungai atau area supit-uran. Makna struktur sebaran gubahan ruang situs-situs abad XII-XIII M yang terdiri atas struktur sebaran gubahan ruang situs desa-desa kuno, dharma haji, dhrama lpas, patirthan serta gua pertapaan, benteng nagara, sekelompok tempat suci dan situs ibu kota kerajaan merupakan hasil transformasi konsep struktur gubahan ruang panatur-muka puncak gunung suci sang hyang Mahameru serta lanskap alamiah Siddhabawana. Sehubungan dengan hal itu dapat dikemukakan bahwa alam pikiran yakni sistem kepercayaan masyarakat Hindhu- Buddha abad XII sampai XIII M dalam menciptakan gubahan ruang situs-situs Hindhu-Buddha di Saujana Dataran Tinggi Malang dan sekitarnya dengan melaklukan proses transformasi konsep struktur ruang panatur-muka serta lanskap alamiah supit-uran di kawasan

Highland Region of Malang is an area which is in the region of Malang Residency, East Java and this geological term was first proposed by a Dutch geologist named E.C. Jul. Mohr. Mohr considered this region as a fertile area so that in this region there developed the Hindu-Buddhist civilizations namely, among others, Sinhsari Kingdom of Hindu-Buddhist civilization from XII - XIII centuries AD. One evidence that proves the development of Sinhasari civilization in this area is the finding of many Hindu-Buddhist sites of XII-XIII centuries AD in the region. Such aforementioned spread of sites consists of, among others, ancient-village sites, dharma haji, dharma lpas, patirthan sites, country fortress, a shrine group , as well as the kingdom capital sites. In some of the site spreads are mostly found one context with megalithic building heritage. In connection with this casth research has not been done yet about the meaning of the composition inside the space of the sites about the development of Sinhasari civilization from XII - XIII centuries AD, with the approach of Levi-Straus Structuralism, based on archaeological studies of post-prossesual specializing in landscape archaeological studies. In relation to this case, it is deemed necessary to conduct a further research about the meaning of the space composition of the sites of Singasari era from XII - XIII centuries AD in order to reveal the minds: idea system in the context of Hindu-Buddhist societys belief system at that time. Landscape archaeological research with Levi-Strauss's structuralism approach is conducted through a series of stages of analysis, namely structural analysis about the spreads of the composition structure of the site space, sintagmatig and paradigmatig analysis about the spreads of the composition structure of the site space and the analysis of meaning, structure, as well as the transformation of the Hindu-Buddhist spreads of the composition structure of the site space from XII - XIII centuries AD. The result of the research about the meaning of the space composition of the sites of Singasari era from XII-XIII centuries AD indicates that the Hindu-Buddhist spreads of the composition structure of the site space from XII - XIII centuries AD generally use the concept of panatur-muka space structure, develops the concept about panatur-muka namely pechaka 4 and the position of the structure of the site space on the natural supit- uran· landscape. The meaning of the spreads of the space structure composition of the XII-XIII century AD sites which consist of the spread of the structure composition of the site space of ancient villages, dharma haji, dharma lpas, patirthan sites as well as hermitage caves, country fortress, a shrine group , as well as the kingdom capital sites are the result of transformation of the concept about the structure of space composition of panatur-muka of holy peak sang hyang Mahameru and the natural Siddhabawana. In connection with this case, it can be said that minds namely XII-XIII century AD Hindu- Buddhist societys belief in creating space composition of the Hindu-Buddhist sites in Malang Highland Region through a process of transforming the concept of space structure of panatur-muka as well as the natural landscape of supit-uran· Sidhabawana.

Kata Kunci : Sinhasari, strukturalisme, sintagmatik, paradigmatik, makna