Laporkan Masalah

Perilaku minum sopi pada remaja di Kecamatan Maulafa Kota Kupang

ARMAN RIFAT LETTE, Dr. Atik Triratnawati, MA; Idei Khurnia Swasti, S.Psi, M.Psi

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Alkohol, seperti obat-obat terlarang lainnya menimbulkan banyak dampak negatif pada tubuh, mental dan kehidupan sosial manusia. Laporan WHO mengenai alkohol dan kesehatan menyebutkan sebanyak 320.000 orang usia 15-29 tahun meninggal di seluruh dunia setiap tahun karena berbagai penyebab terkait dengan alkohol. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat sejenis minuman fermentasi lokal beralkohol, yaitu: sopi. Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan terjadinya tindakan penyalahgunaan alkohol. Namun, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan peranan penting yaitu faktor lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan di Kota Kupang, khususnya di Kecamatan Maulafa diketahui banyak remaja yang sudah mulai mencoba-coba untuk mengonsumsi minuman keras, khususnya minuman sopi dari usia 11 tahun. Tujuan: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan pengambilan keputusan remaja dalam mengonsumsi sopi di Kecamatan Maulafa Kota Kupang. 2. Menggali secara mendalam faktor-faktor yang mendorong remaja minum sopi di Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Metode Penelitian: Penelitian kualitatif dengan rancangan eksplorasi dan pendekatan fenomenologi. Informan utama adalah remaja yang minum sopi dan informan pendukung adalah tokoh agama atau tokoh masyarakat, orangtua remaja yang minum sopi, penjual sopi, petugas kesehatan dan remaja yang tidak minum sopi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Observasi; 2. Wawancara mendalam; 3. Diskusi Kelompok terarah. Cara pengambilan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan strategi convenience sampling. Untuk keabsahan data dilakukan : 1. Triangulasi sumber; 2. Triangulasi metode; dan 3. Member checking. Hasil penelitian: Remaja mulai minum sopi sejak SMP dan SMA. Umur mereka mengenal sopi dari umur 13-17 tahun. Jumlah sopi yang diminum berkisar antara 2-6 botol. Biasanya minum sopi dilakukan bersama-sama teman mereka. Faktor yang mendorong remaja mengonsumsi sopi di antaranya adalah: 1) agar dapat bergaul dan memiliki banyak teman; 2) untuk mengakrabkan satu dengan yang lain; 3) memperlancar komunikasi diantara mereka; dan 4) faktor gengsi di mana agar mereka dapat diakui, dianggap dan diterima dalam kelompok. Kesimpulan: Faktor sosial memiliki peranan yang penting dalam membentuk perilaku minum sopi pada remaja. Selain itu tradisi dan kemudahan mendapatkan sopi juga berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan perilaku minum sopi pada remaja. Remaja menggangap perilaku minum sopi merupakan sebuah hal yang mudah dilakukan karena penjualannya yang banyak dengan harga yang murah. Sampai saat ini belum ada PERDA yang mengatur tentang pembatasan penjualan sopi kepada anak remaja. Perlu adanya kerja sama lintas sektor serta pembuatan PERDA untuk menekan perilaku minum sopi pada remaja.

Background: Alcohol, like other illicit drugs cause many negative effects on the body, mental and social life. WHO report regarding to alcohol and health said that 320,000 people aged 15-29 years worldwide die every year due to various causes related to alcohol. In the Province of East Nusa Tenggara (NTT), there is a kind of local fermented alcoholic beverages, namely sopi. Typical psychological characteristics in adolescents is a factor that facilitates the action of alcohol abuse. However for happening that, there are other factors that have important role, that is environmental factors. Based on observations in Kota Kupang, especially in Maulafa Sub district known to many adolescents who have started to consume liquor, especially drink sopi from the age of 11 years. Objectives: 1. This study aimed to know the reason for the decision making in the adolescents consumed sopi in Maulafa Sub district, Kupang City. 2. Digging in depth the factors that encourage adolescents to drink sopi in Maulafa Sub district, Kupang City. Methods: Qualitative study with exploratory design and phenomenological approach. The main informants were adolescents who drink sopi and supporters informants were religious leaders or community leaders, parents of adolescents who drink sopi, sopi sellers, health workers and adolescents who did not drink sopi. Data collection is done by: 1. Observation; 2. In-depth interviews; 3. focus group discussion. The way to capture the informant was done by using purposive sampling through convenience sampling strategy. For the validity of data is done: 1. Source triangulation; 2.Methods triangulation; and 3. Member checking. Result: Adolescents started to drink sopi since junior high school and senior high school. They know sopi from the age of 13-17 years. Number of Sopi drunk ranged between two-six bottles. They usually jointly drink sopi with their friends. Factors that encourage teenagers to consume Sopi are: 1). to have a lot of friends and to build friendship; 2) to familiarize with each other; 3) to facilitate communication between them; and 4) prestige factor where so that they can be recognized, considered and accepted in the group. Conclusion: Social factors have an important role to build the sopi drinking behavior in adolescents. Besides tradition and ease of getting sopi also contribute significantly in enhancing the sopi drinking behavior in adolescents. Adolescents considered that sopi drinking behavior is an easy thing to do because many sellers of sopi as well as cheap price. Until now, there has been no local government regulation regarding restrictions on the sale of sopi to adolescents. It is needed sectors across cooperation and making local government regulation to suppress sopi drinking behavior in adolescents.

Kata Kunci : perilaku, pengambilan keputusan, minum sopi, remaja/behavior, decision-making, sopi drinkin, adolescents

  1. S2-2015-353750-abstract.pdf  
  2. S2-2015-353750-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-353750-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-353750-title.pdf