UMMAH DAN DAWLAH DALAM PANDANGAN GERAKAN ISLAM POLITIK (Studi tentang Gerakan Tarbiyah dan Hizbut Tahrir di Kampus UNS Surakarta )
ILYYA MUHSIN, S.H.I., M.SI., Prof. Dr. Heru Nugroho;Dr.Zuly Qodir, M.Si.
2015 | Disertasi | S3 Ilmu SosiologiIslamisme dianggap sebagai sebuah gerakan ideologis yang menjadikan Islam sebagai ideologi absolut yang harus diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan. Ideologi utama yang mendasarinya adalah Islam kaffah (syumuliyyah). Syumuliyyah Islam mencakup semua dimensi kehidupan manusia dan untuk mewujudkan hal itu akan terkait erat dengan pemahaman tentang konsep ummah dan dawlah. Namun demikian, dalam aplikasi praktisnya setiap islamisme memiliki konsep yang berbeda dalam menerapkan konsep ummah dan dawlah. Gerakan islamis yang saat ini sangat konsisten dan mempunyai pengaruh yang kuat adalah Jamaah Tarbiyah dan HTI. Kedua gerakan tersebut memiliki basis gerakan yang kuat di perguruan tinggi umum, termasuk dalam hal ini UNS. Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana konsep syumuliyyah Islam atau Islam kaffah dalam pandangan Jamaah Tarbiyah dan HTI? (2) Berangkat dari konsep syumuliyyah Islam, bagaimana konsep dawlah dan ummah dalam pandangan Jamaah Tarbiyah dan HTI? Dan (3) Bagaimanakah Jamaah Tarbiyah dan HTI di UNS melakukan gerakan dakwah dan memproduksi kader gerakan sehingga bisa menjadi basis produksi gerakan Islam? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan wawancara mendalam, observasi di UNS dan juga kajian bibliografis. Data utama diambil dari wawancara dengan beberapa informan khususnya mereka yang mempunyai keanggotaan dengan gerakan Jamaah Tarbiyah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Solo. Data sekunder didukung oleh berbagai koleksi dokumen dan sumber literatur lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi yang dikembangkan oleh Jamaah Tarbiyah dan HTI pada dasarnya adalah berangkat dari ideologi yang sama, yaitu terkait dengan syumuliyyah Islam (kesempurnaan Islam). Syumuliyyah Islam ini berarti meniscayakan umat Islam untuk menerapkan Islam dalam semua aspek kehidupan. Agar bisa menerapkan Islam kaffah tidak bisa dilepaskan dari konsep ummah dan dawlah. Meskipun berangkat dari syumuliyyah Islam, Jamaah Tarbiyah dan HTI memiliki penerapan konsep ummah dan dawlah yang berbeda. Menurut Jamaah Tarbiyah, untuk bisa menerapkan Islam kaffah tidak harus mengganti sistem yang sudah ada di Indonesia menjadi negara Islam. Hal ini dilakukan dengan cara mengislamkan Indonesia melalui pembinaan umat baik secara kultural maupun struktural. Sedangkan HTI berpandangan bahwa untuk menerapkan Islam kaffah tersebut harus mengubah sistem yang ada di Indonesia terlebih dahulu dengan khilafah Islamiyah. Kedua gerakan islamis tersebut memiliki basis yang kuat di perguruan tinggi umum, termasuk di UNS. Di UNS, kedua gerakan tersebut memanfaatkan semua sumber daya yang meliputi sumber daya moral, kultural, organisasi, manusia/aktivis, dan materi dengan menggunakan mekanisme akses yang meliputi agregasi, produksi mandiri, kooptasi/apropriasi, dan patronase, sebagaimana yang ada dalam teori mobilisasi sumber daya. Dari sumber daya pada diri kedua gerakan tersebut yang paling dominan adalah sumber daya manusia/aktivis dengn menggunakan mekanisme akses produksi mandiri maupun kooptasi/apropriasi. Dengan demikian, hal paling vital dari penelitian ini adalah bahwa Jamaah Tarbiyah bisa dikategorikan sebagai gerakan post-islamis yang berupaya mereformasi sistem yang ada, sedangkan HTI bisa dikategorisasikan sebagai gerakan islamis yang akan mengubah secara revolusioner sistem yang ada di Indonesia.
Islamism is perceived as an ideology movement by which Islam, as an absolute ideology, must be implemented in every aspect of life. The supreme ideology of this movement is Islam kaffah (syumuliyyah). Syumuliyyah Islam encompasses all dimensions of human lives, and to reach such principles, it is linked with comprehension about concepts of ummah and dawlah. Nevertheless, in its practical application, Islamism has different concepts about applying concept of ummah and dawlah. Islamic movements that are consistent and have profound influence are Jamaah Tarbiyah and HTI. Both of them have a powerful base of movement in official university, including UNS. Based on this background, research questions can be formulated: (1) How do Jamaah Tarbiyah and Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) view the concept of syumuliyyah Islam or Islam Kaffah? (2) How do Jamaah Tarbiyah and HTI view the concept of dawlah and ummah as the derivations of syumuliyyah Islam? And (3) How do Jamaah Tarbiyah and HTI at Sebelas Maret University (UNS) carry out their missionary endeavor and form cadres that inspire the creation of the production basis for Islamics movement? This research was carried out through qualitative method combined with intensive interviews, observation on the field at UNS and bibliographical study. Primary data were taken from interviews with some informants especially those whose memberships are attached to the Jamaah Tarbiyah movement and Hizbut Tahrir Indonesia in Solo. The secondary data were supported by collections of documenst and other literature resources. Research findings showed that the Jamaah Tarbiyah and HTI ideologies share similarities in common of Syumuliyyah Islam (total Islam). This ideology encourages them (the Jamaah Tarbiyah and HTI members) to internalize it in daily life practices, especially for the self-transformation. The concept of Ummah and Daulaw should be united in order to implement Islam Kaffah. However, in its application, Jamaah Tarbiyah and HTI have different concept. According to Jamaah Tarbiyah, it is not necessary to turn the system already exists in Indonesia into Islamic State in order to implement Islam Kaffah. It can be done through Islamization and monitoring ummah either culturally or structurally. Meanwhile, HTI has its own perspective that to implement Islam Kaffah must change the existing concept with Khilafah Islamiyah. Those two Islamic movements have a powerful base, particularly in universities, including at UNS. At UNS, Gerakan Tarbiyah and HTI utilize their resources mobilization that includes moral, cultural, organization, human, and material resources by using access mechanism that includes aggregation, independent product, cooptation, and patronage based on the theory of resource mobilization. The most dominant resource utilized by those two Islamic Movements is human resource using either access mechanism of independent product or cooptation. Thus, the most significant point of this research is that Jamaah Tarbiyah can be categorized into post-islamic movements in which they have to reform the system in Indonesia; meanwhile HTI can be categorized into Islamic movements in which they endeavor to change revolutionarly the system in Indonesia.
Kata Kunci : Ummah and Dawlah, Syumul Islam, Jamaah Tarbiyah, HTI.