Laporkan Masalah

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI DITENGAH KEKACAUAN: KONDISI SOSIAL-EKONOMI TASIKMALAYA PADA MASA GEJOLAK DI-TII, 1949-1962

LISTIO ALI, Prof. Dr. Bambang Purwanto

2015 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAH

Penelitian ini membahas pengaruh konflik DI-TII terhadap kondisi ekonomi Tasikmalaya pada 1949-1962. Secara khusus, industri, tenaga kerja, infrastruktur, distribusi dan mobilitas penduduk dilihat dari aspek demografi dan pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa industri di Tasikmalaya pada 1949-1962 mengalami kekurangan modal dan aliran distribusi yang tidak lancar akibat kejahatan yang dilakukan DI-TII. Selain itu, sektor perkebunan mengalami kehancuran yang paling besar akibat letak perkebunan di Tasikmalaya mayoritas di kaki gunung, sedangkan pegunungan merupakan daerah basis DI-TII sehingga sektor perkebunan sering menjadi sasaran kejahatan DI-TII. Secara geografis letak Tasikmalaya yang dikelilingi pegunungan menjadi faktor utama yang merugikan terhadap ekonomi Tasikmalaya karena ketika konflik terjadi, secara langsung Tasikmalaya terisolasi dengan wilayah lain. Oleh karena itu, dampak konflik terhadap ekonomi Tasikmalaya terjadi secara besar dan dampak konflik terhadap tanaga kerja terjadi secara besar. Permasalahan dalam tenaga kerja akibat rekrutan DI-TII yang terjadi dalam skala besar dan pada waktu yang sama ekonomi Tasikmalaya sedang menurun, menyebabkan penduduk beralih menjadi anggota DI-TII sebagai alternatif untuk bertahan hidup.

This research explains about effects of DI-TII insurgency towards Tasikmalaya’s economy between 1949-1962. This research focuses on few economic aspects such as industry, labor, infrastructure, distribution and people mobility. It primarily uses statistic demographic and economic growth. This research concluded that DI-TII insurgency in Tasikmalaya caused the decreased of industrial capitals and furthermore affected the whole industrial mechanism. Subsequently, Tasikmalaya’s mountaneous terrain made this city isolated from its surroundings and the DI-TII insurgency made the condition even worse. The biggest sector wich experienced the impacts of both problems as previously stated was estate. In the other hand, DI-TII insurgency affected the availibility of workforces and as the final result, it hampered the production mechanism. The final conclusion of this research is, economy in Tasikmalaya declined and people sought the involvement to DI-TII insurgency as an alternative way to survive.

Kata Kunci : DI-TII, konflik, ekonomi, industri, tenaga kerja, mobilitas, Tasikmalaya.