Laporkan Masalah

Pemaknaan Smartphone oleh Perempuan Urban: Interseksi Gender, Kelas, dan Agama

MITE SETIANSAH, Dr.Wening Udasmoro DEA,M.Hum;Dr.Ratna Noviani,SIP,M.Si

2015 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Kehadiran smartphone dalam kehidupan sehari-hari perempuan urban telah melahirkan kultur baru yang berbeda dengan kultur bermedia sebelumnya. Kultur tersebut tidak hanya terkait dengan perangkat smartphone sendiri secara teknis sebagai sebuah artefak budaya, namun juga tentang proses pemaknaan dan serangkaian praktek penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif sekaligus melakukan analisis kritis terhadap praktek penggunaan dan pemaknaan smartphone oleh perempuan urban beserta interseksi gender, kelas, dan agama yang terlibat di dalamnya. Metode etnografi dipilih sebagai metode penelitian karena dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu cultural interpretation. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketiganya merupakan teknik pengumpulan data utama di dalam metode etnografi. Terdapat 7 (tujuh) informan yang dipilih secara purposive di dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan variasi pekerjaan, kelas, agama, dan status pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan pemaknaan perempuan urban terhadap smartphone bukan hanya menyangkut persoalan bagaimana perempuan menggunakan dan memperlakukan smartphone, namun lebih jauh dari itu menyangkut pergulatan perempuan untuk memiliki keberdayaan (agency) berhadapan dengan berbagai struktur sosial yang saling berinterseksi di dalam kehidupannya. Di sisi lain, smartphone sebagai media baru memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan media komunikasi dan informasi sebelumnya. Smartphone telah menghadapkan perempuan pada beragam situasi yang mendua (ambivalence). Dalam istilah Banyumasan, smartphone telah membuat penggunanya sebel. Perempuan pengguna smartphone menyadari bahwa di samping memberikan peluang pemberdayaan, smartphone juga berpeluang melanggengkan konstruksi nilai dominan tentang perempuan. Smartphone bahkan bisa menjadi alat represi baru bagi perempuan, namun demikian menghindari penetrasi smartphone dalam kehidupan sehari-hari saat ini bukanlah sebuah hal yang mudah. Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang berminat pada topik sejenis untuk lebih menspesifikkan lagi subjek penelitian tidak lagi pada kelompok perempuan urban saja, namun juga kelompok perempuan dari kalangan agama tertentu, kelompok transgender, atau kelompok perempuan yang memiliki orientasi seksual yang berbeda. Interseksi gender, kelas, dan agama pada kelompok-kelompok tersebut memungkinkan diperolehnya hasil penelitian yang akan lebih menambah kekayaan nuansa kajian budaya dan media.

The presence of smartphone in the urban women as daily life has borne a new culture that is different from the previous culture of media. The culture is not only technically related to the smartphone instrument itself as a cultural artifact, but it is also about the interpretation process and a range of usage practice. The objective of this research is to obtain a comprehensive description and also to conduct a critical analysis of the usage practice and smartphone interpretation by the urban women and the intersection of gender, class, and religion involved in it. The research uses an ethnographic method because it is considered to be in accordance with the objective of this research that is the cultural interpretation. The data collection technique used is observation, interviews and documentation. There are seven informants purposively selected in this research considering the various works, classes, religions, and marital status. This research shows that urban women as interpretation on smartphones is not only about the issue of how women use and treat the smartphones but further than that is also about the struggle of women who have empowerment (agency) dealing with various social structures intersecting each other in their life. Smartphones as the new media have unique and different characteristics with the previous communication and information media. Smartphones have confronted women with various ambiguous situations (ambivalence). In Banyumasan term, the smartphone has made its user sebel or resentful. The smartphones a female users realize that besides giving empowerment opportunities, smartphones may also perpetuate the construction of the dominant values of women. Smartphones can even be a new repression tool for women; however, today it is not easy to avoid the penetration of smartphones in daily life. Based on these findings, it is suggested to further researchers interested in similar topics to increasingly specify the research subject no longer at the group of urban women but also at women's groups from certain religions, transgender or women as group with different sexual orientation. From the intersection of gender, class, and religion in those groups, it is possible for the research to obtain the results that will increasingly give the wealth of nuances of cultural studies and media.

Kata Kunci : Smartphone, urban women, interpretation