Lama Perawatan Pada Pasien Abses Perianal Yang Dilakukan Insisi Drainase Dengan Spingterotomi Dan Pada Pasien Fistula Perianal Yang Dilakukan Fistulotomi Di Rskb Ringroad Selatan Yogyakarta Tahun 2010 - 2014
ERICK WERNER NICKOLAY AKWAN, Prof.dr. Marijata Sp.B-KBD
2015 | Tesis-Spesialis | SP ILMU BEDAHObyektif : Abses dan fistula perianal merupakan salah satu masalah bedah yang seringdijumpai Sepertiga dari abses perianal dapat bermanifestasi menjadi fistula ani yang meningkatkan risiko rekurensi abses yang membutuhkan insisi drainase berulang. Mengobati fistula pada saat yang sama dengan insisi dan drainase abses dapat mengurangi kemungkinan munculnya abses berulang dan mencegah operasi berulang. Metodelogi dan Materi : 38 pasien yang diteliti yang terdiagnosis dengan abses perianal dan fistula perianal pada Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Ringroad Selatan antara tahun 2010 sampa dengan 2014. Data pasien menyangkut umur, jenis kelamin , adanya fistula rekuren dan tidak , lama waktu rawat dan lama kontrol. Diperhatikan juga komorbid diabetes melitus paa pasien-pasien tersebut. Hasil : Pasien dibagi ke dalam kelompok abses dan fistula, fistula dibagi menjadi residif dan nonresidif dan terdiagnosis saat datang ke rumah sakit.12 pasien (31,5) abses perianal.Memiliki waktu penyembuhan luka yang kurang dari 2 minggu, Sisanya lebih dari 2 minggu, baik pada fistula yang rekuren maupun tidak. Kesimpulan : Abses perianal yang dilakukan insisi drainase dengan sfingtorotomi memiliki waktu penyembuhan yang lebih cepat
Objective: Anorectal abscess and Perianal fistula is a clinical condition frequently encountered in daily surgical practice and recurrences may occur despite treatment with adequate dainage incicion with spinchterotomy and fitolotomy. The primary aim of this study was to analyze the timing after surgery that may have resulted technic that applied at anorectal abscess and perianal fistula, retrospectively. Material and Methods: 38 patients who underwent surgery for anorectal abscess and perianal fistula at South Ring Road Surgery hospital in Jogjakarta between 2010-2014 were included in this study. Data regarding age, gender, presence of recurrence fistula, presence of diabetes mellitus as comorbid dissease, length of hospital stay and follow-up duration were retrospectively recorded. Results: Patients were divided into two groups: the abcess group and the fistula group. Fistula grup devided to recurrence dan non recurrence when come care the wound after surgery to the hospital. Twelve abcess perianal patients (31,5%) had time carried wound less than 2 weeks. Remanider had time more than 2 week at perianal fistula that reccurence and nonrecurrence. Conclusion: Perianal Abcess that perform drainage incision with spincterotomy had a few timing healing process
Kata Kunci : Abses dan fistula perianal, insisi drainase sfingterotomi, fistulotomi. Lama perawatan, Perianal abcess and fistula, drainage incision with spincterotomy and fistulotomy .time after surgery