Laporkan Masalah

BERTANI ITU BERJUDI: KETIKA MEKANISME PASAR BIAS SPEKULASI

HERY SANTOSO, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A; Prof. Dr. Tania Murray Li

2015 | Disertasi | S3 Antropologi

Studi ini dilaakukan untuk menjawab pertanyaan kunci: mengapa kalangan petani di dataran tinggi Dieng mengubah agroekosistem mereka, dan mengeksploitasinya dengan budidaya kentang beresiko tinggi. Pembahasan kemudian diarahkan untuk menganalisis kekuatan-kekuatan apa yang mendorong mereka terus berspekulasi memproduksi kentang meskipun beresiko tinggi. Di samping itu, studi juga dikembangkan untuk menganalisis bagaimana kekuatan-kekuatan itu bekerja, dan apa implikasi dari itu semua pada kehidupan masyarakat di sana. Dalam rangka itu maka dilakukan kerja lapangan di Desa Puncakwangi dari Desember 2011 sampai Juni 2012, dengan menerapkan metodologi etnografi, di mana peneliti terlibat dalam kehidupan masyarakat setempat, melakukan penafsiran-penafsiran, dan pada saat yang sama mengaitkan temuan-temuan dengan proses-proses sosial yang lebih luas. Kerja etnografi seperti ini cenderung mengutamakan penelusuran dan penjelajahan wawasan baru dalam memahami segenap proses sosial yang terjadi. Pengukuran dan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan terlibat (participant observation), wawancara mendalam (indepth interview), dan penelusuran kepustakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa keinginan kuat untuk keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan telah menjadi kekuatan lokal yang mampu mendorong petani untuk mengadopsi budidaya kentang secara intensif, sekaligus mengubah agroekosistem lambat menjadi agroekosistem cepat. Meskipun demikian pasar adalah kekuatan utama yang bekerja di wilayah pegunungan itu. Dengan dukungan pasar, masyarakat menjadikan agroekosistem cepat sebagai arena perjudian untuk meraih kejayaan. Studi ini menemukan 4 faktor yang secara efektif bekerja di balik perjudian produksi di pegunungan Dieng. Pertama, keberadaan agroekosistem cepat yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu cepat tetapi juga disertai dengan resiko tinggi. Kedua, adanya jaminan yang diberikan pasar (perbankan, industri agrokimia, dan industri benih) hingga perjudian proses produksi bisa terus diselenggarakan. Ketiga, adanya sistem sosial yang mendorong persaingan, memberikan penghargaan kepada mereka yang berhasil (menang), dan mengabaikan mereka yang tidak berhasil (kalah). Keempat, adanya sistem kepercayaan yang memberikan perlindungan sekaligus penjelasan terhadap keberhasilan dan kegagalan proses produksi. Praktik pertanian seperti ini bisa ditemukan di mana saja, karena pada dasarnya agroekosistem cepat adalah cerminan dari transformasi pertanian di era modern yang cenderung mengutamakan peningkatan produktivitas dan kecepatan proses produksi. Dalam situasi seperti ini, kejayaan dan ketersingkiran petani, juga kerusakan lingkungan, adalah kenyataan yang tidak terelakkan.

The study will answer the following key question: why local communities in upland Dieng transform their agro-ecosystem, and set it up with high risk potato cultivation. The discussion then analyzes what and how the power works behind the mode of production in that region; and what implication the community will deal with. Base on the research question, the field-work took place in Puncakwangi, the highest village in Dieng upland, from December 2011 to June 2012. Using ethnographic method, this study explored to find new insights along the social process. By describing details life of local community, and at the same time linked them to broader social processes, the research traced some aspects related on the above key question. Data were collected using participant observation and in-depth interviews, as well as literature trace. This study found that the long struggle to fight poverty and marginalization have become a significant local power to adopt intensive potato cultivation, as well as to transform their slow agro-ecosystem into fast agro-ecosystem. However, market is an important global power that work effectively, if not freely, in the region. Supported by market, the community set up agro-ecosystem as gambling arena for potato production. They enter high risk agriculture and become market-dependent community. There are 4 elements effectively working to bring local community in Dieng upland into high risk, if not gambling, agriculture. First, the model of fast agro-ecosystem that is promising people to gain profit quickly while ignoring the risk. Second, the availability of insurance-like mechanisms from market, such as bank, agro-chemical and seed industries. Third, the availability of social system promoting the competition principles among them, including delivering reward to the winner, and ignoring the looser. Fourth, the availability of belief system, such as religion, that legitimize competition, and providing explanation for successes and fails. This picture could be found in everywhere, since fast agro-ecosystem and high risk production are reflection of modern agriculture transformation that promote high productivity and rapid production process. In this situation, accumulation and dispossession, as well as environment degradation are part of the picture in everyday life.

Kata Kunci : perjudian, pertanian kentang, dataran tinggi, agroekosistem, pasar

  1. S3-2015-279498-abstract.pdf  
  2. S3-2015-279498-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-279498-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-279498-title.pdf