Laporkan Masalah

Interpretation of Hadith for Equality between Women and Men: Reading Tahrir al-Mar'a fi 'Asr al-Risala by 'Abd al-Halim Muhammad Abu Shuqqaa

FAQIHUDDIN ABDUL KODIR, Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin; Dr. Moch. Nur Ichwan

2015 | Disertasi | S3 ILMU AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

INTISARI Disertasi ini merupakan analisis hermeneutis terhadap reinterpretasi Hadits Nabi (Saw) dalam konteks pergulatan Muslim kontemporer mengenai gagasan kesetaraan perempuan dan laki-laki. Ia mendiskusikan upaya interpretasi teks dimana Hadits dianggap positif sebagai sumber ajaran Islam bagi kehidupan yang lebih baik dan relasi yang lebih adil antara laki-laki dan perempuan saat ini. Saya menggunakan Tahrir al-Mar'ah fi 'Asr al-Risalah karya 'Abd al-Halim Muhammad Abu Shuqqa (1924-1995) untuk menunjukkan berbagai kemungkinan interpretasi sumber-sumber Islam sebagaimana yang dilakukan oleh para pembela kesetaraan gender dalam Islam. Saya menggunakan hermenetika dialogis yang didasarkan pada hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer, dalam menganalisi karya Abu Shuqqa dan untuk ikut terlibat dalam kerja-kerja interpretasinya, dengan mengkritisi dua pendekataan yang sementara ini ada terhadap Hadits dalam isu-isu gender: yaitu pendekatan kalangan konservatif yang memarjinalkan perempuan dalam produksi makna; dan pendekatan kalangan progresif yang mengabaikan Hadits. Gagasan utama dari studi ini menegaskan bahwa reinterpretasi Hadits dengan perspektif kesetaraan perempuan dan laki-laki dapat memunculkan aspek-aspek kunci dari teks yang justru diabaikan kalangan konservatif dan progresif karena asumsi tendensius mereka. Advokasi perspektif keadilan gender dalam Islam, pada gilirannya, menjadi mungkin dengan membaca ulang teks-teks dalam literatur kitab-kitab Hadits. Dalam proyek reinterpretasi ini, saya menawarkan hermenetika resiprokal (qira'ah mubadalah) dalam membaca Hadits, dimana peran-peran gender diinterpretasikan sebagai sesuatu yang timbal balik dan hak/kewajiban laki-laki/perempuan tidak lagi dipahami sebagai ketentuan yang statis secara abadi. Dengan hermeneutika kesalingan ini, studi ini memandang bahwa ajaran-ajaran Islam berbasis Hadits menjadi berkisar pada kaida: apa yang maslahat bagi satu jenis kelamin harus diberlakukan untuk keduanya, dan apa yang mudarat bagi salah satu harus dijauhkan dari keduanya.

ABSTRACT This thesis is a hermeneutical analysis about reinterpretation of Hadith (the Prophetic traditions) within the context of contemporary struggle of Muslims for equality of women and men. It is concerned with interpretative attempt in which Hadith is perceived positively as the source of teaching for meaningful life and just relation between women and men today. I use Tahrir al-Mar'a fi 'Asr al-Risala of 'Abd al-Halim Abu Shuqqa (1924-1995) to point to some of its enabling moments of reading the Islamic source as practiced by advocates of gender equality within Islam. I apply conversational hermeneutics, grounded in the philosophical hermeneutics of Hans-Georg Gadamer, to analyze Abu Shuqqa's work and to engage with this interpretative project, criticizing two existing approaches to Hadith concerning gender issues: approach of the conservatives which marginalizes women in the production of meaning; and of the progressives that disregards Hadith. The main argument of this study, by reading the Tahrir of Abu Shuqqa, suggests that reinterpretation of Hadith in the light of equality of women and men can retrieve key aspects of the text that have been neglected through tendentious assumption obviously prevalent among the conservative and the progressive Muslims as well. Advocacy of gender justice in Islam, in turn, is possible by rereading the texts of Hadith literatures. In this project of rereading, I propose hermeneutics of reciprocity (qira'a mubadala) through which gender roles is interpreted as reciprocal matters and no longer a set of fixed and immutable rights and duties upon women and men. Within this hermeneutics of reciprocity, I argue that hadtihs-based Islamic teachings on gender issues should be revolved around the maxim that what is good for one sex should be brought for both and what hurts one should be avoided from both.

Kata Kunci : Hermeneutika, Hadits, interpretasi, gender, kesetaraan, keadilan, dan kesalingan (Hermeneutics, Hadith, interpretation, gender, equality, justice, and reciprocity)..

  1. S3-2015-292416-abstract.pdf  
  2. S3-2015-292416-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-292416-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-292416-title.pdf