Analisis Daya Saing Usahatani Tebu di Kabupaten Bantul

HADFINA NURJANNAH, Prof. Dr. Ir. Masyhuri; Dr. Ir. Suhatmini Hardyastuti, S.U.

2015 | Skripsi | S1 SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGROBISNIS)

Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing kompetitif dan komparatif usahatani tebu di Kabupaten Bantul dan mengetahui dampak kebijakan pemerintah terhadap daya saing usahatani tebu. Metode yang digunakan yaitu Policy Analysis Matrix (PAM). Tahap awal untuk metode PAM yaitu dengan menentukan harga privat, harga bayangan, dan nilai tukar bayangan (SER). Untuk memperoleh nilai daya saing kompetitif yaitu dengan menghitung nilai Private Profitability (PP) dan Private Cost Ratio Cost Ratio (PCR). Untuk memperoleh nilai daya saing komparatif yaitu dengan menghitung nilai Social Provitability (SP) dan Domestic Cost Ratio (DCR). Daya saing kompetitif usahatani tebu di Kabupaten Bantul ditentukan dengan kriteria postif pada PP dan PCR. Daya saing komparatif usahatani tebu ditentukan dengan kriteria positif pada SP dan DCR. Hasil penelitian diperoleh bahwa usahatani tebu di Kabupaten Bantul memiliki daya saing kompetitif dan komperatif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai PP (Rp 16.627.258,33) artinya usahatani tersebut menguntungkan secara finansial dan nilai PCR (0,51) artinya untuk menambah satu satuan output pada harga privat harus mengorbankan 0,51 satuan biaya input domestik pada harga privat. Nilai SP (Rp 3.632.627,52) artinya usahatani tersebut menguntungkan secara ekonomi dan nilai DCR (0,82) artinya untuk menghasilkan satu satuan output pada harga sosial harus mengorbankan 0,82 satuan biaya input domestik pada harga sosial. Usahatani tebu pada Kabupaten Bantul masih memerlukan tingkat proteksi dari pemerintah untuk melindungi usahatani tebu. Hal ini ditunjukkan oleh : (a) Nilai EPC sebesar 1,67. Artinya, usahatani tebu membutuhkan tingkat proteksi dari pemerintah sebesar 67 % dari nilai tambahnya secara ekonomi agar mampu hidup dalam persaingan internasional. (b) Nilai NPCO sebesar 1,46. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi transfer output dari konsumen kepada produsen. (c) Nilai NPCI adalah 0,44. Hal ini berarti Petani tebu menerima harga input yang lebih murah sebesar 44% dari yang seharusnya.

Abstract This study aimed to analyze the competitive and comparative advantage of the sugar cane farming in Bantul and determine the impact of government policy on the advantage of sugar cane farming. The method used is the Policy Analysis Matrix (PAM). The first step of PAM method is to determine private prices, the shadow price, and the shadow exchange rate (SER). To obtain the value of the competitive advantage by calculating the value of Private Profitability (PP) and Private Cost Ratio Cost Ratio (PCR). To obtain the value of comparative advantage by calculating the value of Social Provitability (SP) and Domestic Cost Ratio (DCR). Competitive advantage of sugar cane farming in Bantul is determined by positive criteria of PP and PCR. Comparative advantage cane farming is determined by the positive criteria on SP and DCR. The result showed that sugar cane farming in Bantul have competitive and comparative advantage. This is indicated by the value of PP (Rp 16.627.258,33) means that farming is profitable financially and PCR value (0.51) means to add one unit of output at a price of 0.51 unit private sacrificing domestic input costs in private. SP value of (Rp 3.632.627,52) means that farming is economically profitable and value DCR (0.82) means to produce one unit of output at a price of 0.82 units of social sacrificing domestic input cost at social price. Sugar cane farming in Bantul still requires a degree of protection from the government to protect the sugar cane farming. This is shown by: (a) EPC Value of 1.67. That is, the sugar cane farming requires a degree of protection from the government amounting to 67% of value added in the economy to be able to live in an international competition. (b) value of 1.46 NPCO. This indicates that there has been a transfer of output from consumers to producers. (c) Value NPCI is 0.44. This means Cane Farmers receive input prices cheaper by 44% than it should be.

Kata Kunci : kompetitif, komparatif, harga privat, harga sosial.