ANALISIS VEGETASI HUTAN GOA JOMBLANG DI KAWASAN KARST GUNUNGSEWU, KECAMATAN SEMANU, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MUHAMAD FIRDAUS AKBAR, Ir. Dwi T. Adriyanti, MP.

2015 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SV

Goa Jomblang sebagai icon Geopark Gunungsewu terbentuk ribuan tahun silam akibat runtuhnya atap goa bersama dengan vegetasi yang terdapat di atasnya, sehingga terperosok ke dalam tanah sampai sedalam 70 meter. Secara administrasi, Goa Jomblang berada di Desa Pancarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Adanya ekosistem hutan di dasar goa menjadikan keunikan tersendiri sebagai destinasi wisata minat khusus seperti penyusuran goa (caving) dengan suguhan bentang alam yang menakjubkan. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis dan struktur vegetasi di dalam goa serta kealamian vegetasi penyusunnya dari invasi jenis lain melalui plot pembanding/reference site. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan membuat 4 petak ukur yang diletakan secara sistematis menurut arah mata angin. Sampling yang digunakan yaitu nested sampling dengan plot berukuran 20 m x 20 m, yang di dalamnya terdapat sub-plot 2 m x 2 m (untuk mengamati semai dan tumbuhan bawah), 5 m x 5 m (untuk mengamati sapihan), 10 m x 10 m (untuk mengamati tiang), dan 20 m x 20 m (untuk mengamati pohon). Petak ukur yang sama juga dibuat di areal permukaan sebagai plot pembanding (reference site). Analisis data dilakukan dengan menghitung Indeks Nilai Penting dari seluruh vegetasi. Untuk mengetahui kealamian jenis dilakukan dengan membandingkan data antara vegetasi di dasar Goa Jomblang dengan vegetasi di luar goa. Jenis Neprolepsis bisserata dari Famili Dryopteridaceae merupakan individu yang memiliki Indeks Nilai Penting paling tinggi untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah dengan nilai sebesar 46%, Garcinia rostata dari Famili Clusiaceae mendominasi tingkat tiang memiliki nilai penting sebesar 160%. Tingkat sapihan dan pohon didominasi oleh Tabernaemontana sphaerocarpa dari Famili Apocynaceae dengan INP masing-masing sebesar 184% dan 163%.

Jomblang Cave as Geopark Gunungsewu icon formed thousands of years ago due to the collapse of the roof of the cave along with the vegetation found on it, so mired in ground up as deep as 70 m. In administration, Jomblang Cave are in Pancarejo Village, Semanu district, Gunungkidul Regency. The existence of forest ecosystems on the basis of cave makes its own uniqueness as a special interest tour destinations such as caving and feature stunning landscapes. Out of this research is to know the composition and structure of vegetation types in cave as well as its natural vegetation constituting of another kind of invasion through the reference site. Research retrieval is done by making 4 compartments measure that is systematically placed according to the wind direction. the plot is an example of use with nested rule sampling, nestad sampling is a plot measuring 20 m x 20 m, in which there are sub-plots 2 m x 2 m (to observe the seedling and undergrowth plant), 5 m x 5 m (for sapling), 10 m x 10 m (to observe poles), and 20 m x 20 m (to observe trees). The same swath of measurement is also made in the area of the surface as reference site. The analysis was performed by calculating the Importance Value Index of the entire vegetation. To know its natural type is done by comparing the data between the vegetation at the base of Jomblang Cave with vegetation outside of cave. Types of Neprolepsis bisserata from family Dryopteridaceae is the individual who has the most important high value index to the level of the seedlig and undergrowth plant value of 46%, Garcinia rostata from family Clusiaceae dominate in level of pole have important values of 160%. The level of sapling and trees is dominated by the types of Tabernaemontana sphaerocarpa from family Apocynaceae with value index respectively amounting to 184% and 163%.

Kata Kunci : Goa Jomblang, analisis vegetasi, Indeks Nilai Penting, Geopark Gunungsewu