Laporkan Masalah

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN BATANG TERHADAP PEMBENTUKAN KAYU TARIK PADA SEMAI NANGKA (Artocarpus heterphyllus)

ARISANDY FERNANDO TAMPUBOLON, Dr. Widyanto Dwi Nugroho., S.Hut., M.Agr.Sc.

2015 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI HASIL HUTAN

Proses pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh beberapa faktor alam seperti angin, tanah longsor, banjir, erupsi gunung berapi. Faktor alam tersebut dapat menyebabkan pohon tumbuh tidak pada posisi normal atau tumbuh miring. Pertumbuhan pohon yang tidak normal tersebut membuat pohon memberi respon untuk mencoba tumbuh normal kembali dengan membentuk kayu reaksi. Untuk pohon berjenis gymnospermae kayu reaksi disebut dengan kayu tekan dan untuk pohon berjenis angiospermae kayu reaksi disebut kayu tarik. Kayu tarik merupakan kayu reaksi yang terbentuk pada bagian atas cabang pada pohon bertipe angiospermae yang ditandai dengan kurangnya lignin pada dinding selnya dan kehadiran g-layer pada seratnya. Dalam penelitian kali ini dibahas mengenai anatomi kayu tarik dan kayu opposite pada semai nangka serta pengaruh perlakuan sudut kemiringan yang berbeda pada semai terhadap derajat kecepatan pemulihan batang dan pembentukan kayu tariknya. Penelitian dilakukan dengan memiringkan semai dengan tiga sudut berbeda yaitu 00 (C.0), 450 (C.45) dan 900 (C.90) pada 15 semai nangka yang tumbuh seragam. Pengamatan akan dilakukan selama 90 hari dengan cara pengambilan gambar dengan jangka waktu tiga hari sekali selama 30 hari dan seminggu sekali untuk hari selanjutnya hingga nanti semai dipanen untuk kemudian dilakukan pengamatan anatominya. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa semai dengan sudut kemiringan 450 merupakan semai dengan derajat pemulihan batang tercepat dibanding semai dengan sudut kemiringan 900. Untuk lebar kayu tarik yang dihasilkan semai sudut kemiringan 450 lebih besar dibanding semai dengan sudut kemiringan 900. Hal yang sama juga terjadi pada tebal g-layer dimana semai dengan sudut kemiringan 450 memliki g-layer yang lebih tebal dibanding semai dengan sudut 900. Lebih lanjut, kayu tarik memiliki frekuensi pembuluh yang berbeda nyata dengan kayu opposite maupun kayu normal.

The process of tree growth is influenced by a number of natural factors such as wind, landslides, floods, volcanic eruptions. The natural factors can cause the tree to grow in abnormal position or sideways. Trees with abnormal growth form reaction wood as a respond to grow back into normal position. Reaction wood in gymnosperm trees is called compression wood and for angiosperm is called tension wood. Tension wood is a reaction wood formed in the upper branches of the angiosperms trees with lack of lignin in the cell wall and the presence of g-layer on the fiber. This study will discussed the anatomy of tension wood and opposite wood of Artocarpus heterophyllus seedlings and also the effects of inclination on the rate of stem recovery degree and the tension wood formation in different angles. This study is conducted by tilting 15 seedlings of Artocarpus heterophyllus with three different angle of inclinations namely 00 (C.0), 450 (C.45) and 900 (C.90) that grew uniformly. Observations were conducted for 90 days by taking pictures with period of three days for 30 days and then once a week for the next 60 days. After that the seedlings were harvested for anatomical observation. The result showed that the seedling with 450 inclination have slower stem recovery compared to the seedlings 900 inclination. While for the width of tension wood seedlings with 450 inclination were wider than seedlings with 900 inclination. The same thing happened to the thickness of g-layer where seedlings with 450 inclination have thicker g-layer than seedlings with 900 inclination. Furthermore, tension wood has significantly different frequency of vessels than the opposite wood and normal wood.

Kata Kunci : Derajat pemulihan batang, kayu tarik, semai nangka, sudut kemiringan

  1. S1-2015-280436-abstract.pdf  
  2. S1-2015-280436-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-280436-title.pdf