Laporkan Masalah

Tingkat Kekritisan Lahan di Sub DAS Keduang Bagian Hulu, Wonogiri

AKBAR PRATAMA, Ir. Suci Handayani, M.P.; Ir. Susilo

2015 | Skripsi | S1 ILMU TANAH

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui tingkat kekritisan lahan di sub DAS Keduang bagian hulu, daerah penelitian meliputi Kecamatan Girimarto, Kecamatan Jatipurno, Sebagian Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri dan Sebagian Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Tahap penelitian yaitu pembuatan peta kerja, survei lapangan, analisis laboratorium, analisis data dan penyusunan tingkat kekritisan lahan. Tahap awal adalah pembuatan satuan peta lahan dengan menumpang susun peta lereng, tanah dan penggunaan lahan, kemudian dilakukan survei dilapangan dan pengambilan sampel tanah. Titik sampel yang dipilih berjumlah 49, lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan satuan peta lahan (SPL) dengan wilayah terluas. Data yang diamati dilapangan adalah ketebalan solum, struktur tanah, kebatuan permukaan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, tindakan konservasi tanah dan jenis tanah. Analisis Laboratorium meliputi tekstur tanah, derajat pelulusan air, bahan organik, dan indeks erodibilitas. Setelah data lapangan dan laboratorium lengkap dilakukan skoring penentuan lahan kritis yang mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis.Dari hasil skoring sebaran tingkat kekritisan lahan di sub DAS Keduang bagian hulu adalah tidak kritis sebesar 1200 ha atau 15 %, potensial kritis sebesar 2546 ha atau 31,85 %, agak kritis sebesar 1932 ha atau 24,71 %, dan kritis sebesar 2315 ha atau 28,96 % dari keseluruhan wilayah sub DAS Keduang bagian hulu.Parameter yang paling berpengaruh pada tingkat kekritisan lahan disub DAS Keduang bagian hulu adalah tindakan konservasi. Tindakan Konservasi harus terus dilakukan untuk mengurangi dan mencegah bertambahnya lahan dengan status kritis di sub DAS Keduang bagian hulu. Kata kunci: Lahan Kritis, Sub DAS Keduang, Manajemen Konservasi.

This study aims to identify the critical land levels in the upstream areas of Keduang sub watershed. Research areas include Girimarto District, Jatipurno District, part of Slogohimo District of Wonogiri Regency and part of Jatiyoso district of Karanganyar Regency, Central Java. The research steps included working map, fields survey, laboratory analysis, data analysis and maping of critical land levels. At first, land mapping unit was arranged by overlaying slope, soil, and land use maps. Field survey and soil sampling were done afterwards.The 49 site were chosen as a sampling location. Sampling location was determined based on the largest area of land mapping unit (LMU). The observational data were solumdepth, soilstructure, surface rock, slope, land use, soil conservation action and type of soil. Soil texture, organic matter, permeability and erodibility index were assessed in the laboratory. After complete field and laboratory data, scoring of critical land levels were undertaken referring to Technical Guidance In Spatial Data Of Critical Land Arrangement, General Director of Watershed Maintenance and Social Forestry 2013. The result showed that the critical land distribution in the upstream section of Keduang watershed classified as uncritical15% (1.200 Ha), potentially critical31.85% (2,546 Ha), less critical24.71% (1,932 Ha), and critical 28.96% (2,315 Ha). The most parameter increasing of critical land was conservation management. Keywords: Critical land, Keduang sub watershed, and Conservation management

Kata Kunci : Critical land, Keduang sub watershed, and Conservation management

  1. S1-2015-282721-abstract.pdf  
  2. S1-2015-282721-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-282721-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-282721-title.pdf