Laporkan Masalah

Tiga Sistem Pendataan Anak Jalanan Kota Yogyakarta (Studi Mengenai Sistem Pendataan Anak Jalanan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

DIANTY WIDYOWATI NINGRUM, Prof. Dr. Susetiawan, SU

2015 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Pendataan anak jalanan adalah salah satu aspek penting dalam proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan program penanganan anak jalanan. Data mengenai jumlah, persebaran, dan karakteristik anak jalanan merupakan bahan rujukan penting bagi terwujudnya usaha mengurangi anak jalanan. Pada kenyataannya, perhatian lebih banyak ditujukan pada implementasi kebijakan atau program penanganan anak jalanan dan jarang ditujukan pada persoalan data yang digunakan sebagai referensinya. Di sisi lain, informasi mengenai proses pendataan anak jalanan di lapangan tidak banyak diketahui baik oleh publik maupun kalangan akademik. Selama ini, data anak jalanan hanya dikutip oleh publik dan kalangan akademisi tanpa adanya informasi mengenai bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah. Masalah utama penelitian ini adalah mencari tahu bagaimana proses pendataan anak jalanan yang ada di Kota Yogyakarta Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan konsep manajemen data dan teori sistem Niklas Luhmann dalam menganalisis temuan lapangan. Lokasi penelitian adalah di lembaga yang ikut berperan serta dalam pendataan anak jalanan di Kota Yogyakarta; yaitu Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, IPSM Kota Yogyakarta, BPS Kota Yogyakarta, dan Rumah Singgah Anak Mandiri sebagai salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang ada di Kota Yogyyakarta. Lembaga tersebut adalah komponen dari sistem pendataan anak jalanan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini terdiri dari tiga temuan utama di lapangan. Pertama, proses pendataan anak jalanan di Kota Yogyakarta dilaksanakan oleh lebih dari satu aktor yang berasal dari sektor yang berbeda. Aktor yang berasal dari sektor pemerintah antara lain adalah Dinsosnakertrans, BPS, Dintib, dan Sakti Peksos. Aktor yang berasal dari sektor masyarakat sipil adalah IPSM dan LKSA atau Rumah Singgah. Kedua, keterlibatan banyak aktor dengan kepentingan dan fungsi masing-masing menghasilkan dua jenis pendataan anak jalanan yang berbeda, yaitu pendataan anak jalanan dalam PMKS dan pendataan anak jalanan melalui penjangkauan. Lebih jauh lagi, terdapat dua macam pendataan melalui penjangkauan yaitu penjangkauan oleh Dinsosnakertrans dan penjangkauan oleh Rumah Singgah. Jenis pendataan anak jalanan yang memiliki manajemen data paling baik adalah pendataan PMKS. Ketiga, ketiga macam pendataan anak jalanan di Kota Yogyakarta tersebut membentuk tiga sistem yang berjalan masing-masing dan dimanfaatkan secara terpisah. Sistem pendataan yang memiliki struktur paling sederhana adalah sistem pendataan melalui penjangkauan Rumah Singgah.

Street children data collection is one of the most important part of street children policy making and implementation. Data regarding street children’s total number, distribution, and traits play an essential role in the effort to reduce street children. In fact, more attention is given to the on-site implementation of policy and program regarding street children, and less directed to the data in which it based on. On the other hand, public has limited knowledge in regards to street children data collecting process. People, especially those come from the academic field, has been quoting street children data in their works without necessarily finding out how the data was collected. The main question of this research is to find out how the process of street children data collection is conducted in Yogyakarta. The method used for this research is qualitative research. This research collected data through observations, interviews, and documentation study. The concept of Data Management, Evidence-based Policy, and Niklas Luhmann’s System Theory were used to analyze research findings. The research took place in organisations which took part in the data collecting activity of street children; namely Dinsosnakertrans Yogyakarta, IPSM Yogyakarta, BPS Yogyakarta, and Anak Mandiri shelter as the representative of the city’s children-focused organisations. The data collecting system is the analysis units of the research. Three points were derived as the result of the research. First, the data collecting process of street children was run by more than one actor which came from various sectors. The government organisations are BPS, Dinsosnakertrans, Dintab and Sakti Peksos; while the civil society-based organisations are IPSM and shelters. Second, the involvement of various organisations with their respective goals and functions resulted in the formation of two different type of street children data; the PMKS data and the outreach data. Furthemore, the street children outreach data is later divided into two type of data; outreach by Dinsosnakertrans (in cooperation with IPSM and Dintib) and the outreach data by the shelters. Among them, PMKS data has the best data management. Third, the emergence of three types of street children data in Yogyakarta formed three different systems. The three types of system each work separately and use their source of data by themselves. The simplest system is the outreach data collecting conducted by Yogyakarta’s shelters.

Kata Kunci : pendataan anak jalanan, sistem, manajemen data, aktor, penjangkauan

  1. S1-2015-314343-abstract.pdf  
  2. S1-2015-314343-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-314343-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-314343-title.pdf