Laporkan Masalah

Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebaga Sumber Energi Listrik Alternatif pada Gedung Komersial dan Industri di Kota Pontianak Bagian Utara

SANG AYU MADE DIAH A, Rachmawan Budiarto, S.T., M.T ; Irawan Eko Prabowo, S.T., M.Eng

2015 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKA

Kota Pontianak merupakan kota yang memiliki potensi energi surya cukup tinggi di Indonesia karena dilewati oleh garis khatulistiwa. PT. ASI Pudjiastuti Geosurvey memanfaatkan teknologi airborne LiDAR untuk menghasilkan citra Orthophoto dan DSM (Digital Surface Model) kota Pontianak. Melalui bantuan software Global Mapper, kedua data citra tersebut diukur sehingga ditemukan lahan yang berpotensi dipasang sistem PLTS yakni Gedung 2 dan 3 yang terletak di Pabrik Karet Sumber Djantin serta Gedung Supermarket Kaisar. Untuk mengoptimalkan lahan pada gedung di perkotaan, maka modul fotovoltaik akan diletakkan pada atap gedung. Sitem PLTS on-grid ini menggunakan variasi 2 jenis modul fotovoltaik Yingli dan Sharp serta 2 jenis inverter Fronius dan Power One. Hasil perhitungan menunjukkan variasi sistem batas atas menggunakan modul Yingli dan inverter Fronius menghasilkan daya terbesar. Kapasitas daya terpasang pada Gedung 2, 3 dan S adalah sebesar 182,67 kWp, 243,56 kWp dan 104,64 kWp. Setelah melakukan generalisasi dari ketiga sampel gedung, diperoleh potensi pembangunan PLTS dari 15 gedung komersial dan industri di Pontianak bagian Utara mampu menghasilkan energi listrik rata-rata sebesar 213 kWh/tahun/m^2, kapasitas daya terpasang rata-rata sebesar 0,12 kWp/m^2, emisi CO2 tercegah rata-rata sebesar 0,209 ton/tahun/m^2 serta rata-rata biaya invesatasi awal yang dibutuhkan adalah Rp. 6.407.328/m^2. Jika seluruh sampel gedung industri dan komersial menggunakan sistem PLTS maka dapat mencegah emisi CO2 sebesar 11374 ton/tahun atau sekitar 0,6 % dari total keseluruhan emisi CO2 yang dihasilkan Kota Pontianak.

Pontianak is a city that has high solar energy potential in Indonesia because it passed by equator. PT. ASI Pudjiastuti Geosurvey utilize a technology that called airborne LiDAR to produce Digital Surface Model (DSM) and Orthophoto of Pontianak city. Both map are measured by Global Mapper software in order to find potential yield for build a solar power plant, 2nd Building and 3rd Building in Sumber Djantin a rubber factory building and Kaisar a grocery building. To optimize the building in urban area, the photovoltaic modules will be placed on the roof of the building. On-grid solar power system use 2 types of photovoltaics modules, called Yingli and Sharp and also 2 types of inverters, called Fronius and Power One. The calculations show that the upper limit system which use Yingli modules and Fronius inverter produces the greatest power. Installed power capacity on 2nd, 3rd, and S building are 182.67 kWp, 243.56 kWp and 104.64 kWp. After doing a generalization of three sampel buildings, author found solar power plant development potential from 15 commercial and industrial buildings in northen part of Pontianak city can produce electrical energy 213 kWh/year/m^2 on average, installed power capacity 0.12 kWp/m^2 on average, CO2 emission prevented 0.209 tons/year/m^2 on average and initial investment cost is IDR 6,407,328/m^2 on average. If all sample of industrial and commercial buildings using solar power plant, it can prevent CO2 emissions about 11.374 ton/year, or about 0.6% of the total CO2 emission produced in Pontianak city.

Kata Kunci : DSM, Orthophoto, sistem on-grid, PLTS, modul fotovoltaik, inverter, emisi CO2.

  1. S1-2015-319680-abstract.pdf  
  2. S1-2015-319680-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-319680-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-319680-title.pdf