Laporkan Masalah

PENERAPAN KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA

Sri Sunarti, Dra.Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D ; Dra.Retna Siwi Padmawati, MA

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia menurut Rikesdas 2010, rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun. Untuk mengatasi hal tersebut banyak lembaga pendidikan yang menerapkan kawasan bebas rokok. Kawasan tanpa rokok (KTR) adalah area yang dinyatakan dilarang untuk berbagai hal menyangkut rokok baik itu penggunaan, kegiatan produksi, iklan, penyimpanan atau gudang, promosi dan sponsorship rokok. Tujuan Untuk mengetahui penerapan KTR di STIKES Muhammadiyah Samarinda. Metode Penelitian studi kasus dengan menggunakan strategi eksploratif. Pemilihan subjek penelitian ditentukan secara purposiv. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara mendalam. Hasil STIKes Muhammadiyah Samarinda menerapkan kawasan tanpa asap rokok (KTR) mulai tahun 2011 berdasarkan SK No. 0579/II.3.Au/Kep/2011. Berbagai strategi digunakan dalam penerapannya yaitu adanya peraturan dan sanksi tertulis bagi mahasiswa, sosialisasi tentang KTR, pemasangan media, pemberian penghargaan bagi yang berhenti merokok. Selain itu organisasi mahasiswa juga berperan penting dalam sosilisasi. Penerapan KTR ini mendapat dukungan dari pimpinan dosen, staf, mahasiswa serta masyarakat. Kesimpulan Penerapan KTR dapat mempengaruhi perilaku merokok di kampus baik bagi mahasiswa maupun dosen serta staf administrasi. Sebagai institusi pendidikan yang meluluskan calon tenaga kesehatan, perlu penerapan KTR sebagai langkah awal mengurangi perilaku merokok.

Background: According to Basic Health Research 2010 the average age of smoking habit in Indonesia at 17.6 years old with those smoking everyday mostly at the age of 15-19 years. To minimize the issue of enveronmental helath smoking, many educational institutions implement smoke free area. It is an area whereby activities of smoking, producing, promoting, advertising, storing and sponsoring cigarettes are prohibited. Objective: The objective of the study was to learn the implementation of smoke free area at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda Method: This was a case study using explorative strategy. The subjects was purposively selected. Data were obtained through observation, focus group discussion and indepth interview. Result: The implemation of smoke free area has been started in 2011 and based on the decree No: 0579/II.3.Au/Kep/2011. The strategies varied comprising regulation, sanction, socialization, media posting, and rewards for those that quit smoking. Students� organization had important roles in socialization. The implementation of smoke free area was supported by the management, teaching staff, administrative students and the community. Conclusion: The implementation of smoke free area could affect smoking behavior in the campus among either the students, teaching staff, or administrative staff. As an institution that educate health professionals Sekolah Tinggi Muhammadiyah should implement smoke free area as an early action to minimize smoking behavior.

Kata Kunci : Kawasan tanpa asap rokok, strategi promosi kesehatan, STIKes

  1. S2-2015-323665-abstract.pdf  
  2. S2-2015-323665-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-323665-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-323665-title.pdf