Kajian Penularan dan Kisaran Inang Virus Penyebab Penyakit Kerdil Rumput pada Padi

YULIA RAHMAWATI, Dr.Ir. Sri Sulandari, S.U. ; Dr.Ir. Sedyo Hartono, M.P.

2015 | Tesis | S2 Fitopatologi

Serangan wereng cokelat di lapangan selain menimbulkan kerusakan langsung pada tanaman juga menularkan berbagai virus. Salah satu penyakit penting yang banyak di laporkan adalah adanya gejala kerdil dan tanaman menyerupai rumput. Saat ini kajian tentang penyakit kerdil padi di Indonesia masih sangat kurang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji sifat dan hubungan virus dengan serangga vektor serta kisaran inang virus penyebab penyakit kerdil rumput pada padi. Penelitian yang dilakukan meliputi pengamatan di lapangan, penelitian di laboratorium, dan penelitian di rumah kaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengelompokan secara filogenetik diketahui bahwa RGSV isolat Juwiring berbeda cluster dengan RGSV isolat Moyudan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan gejala yang ditemukan di suatu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia. Vektor wereng cokelat memiliki keterkaitan yang erat dengan RGSV yakni berpengaruh pada masa inkubasi penyakit, kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan gejala penyakit yang ditimbulkan. Periode akuisisi virus oleh vektor paling efektif adalah 10 hari. 1 ekor wereng sudah mampu menyebabkan gejala. Periode inokulasi virus oleh vektor paling efektif adalah 24 jam. Wereng betina lebih efektif dalam menularkan virus. Retensi virus di tubuh vektor adalah 27 hari. Tiap varietas padi memiliki respons yang berbeda terhadap RGSV. Varietas Membramo dan varietas Ciherang merupakan varietas yang paling rentan, yakni menunjukkan gejala kerdil yang parah. Sedangkan pada varietas Situ Bagendit, IR64 dan Inpari 13 tidak terdapat gejala kerdil. Varietas Situ bagendit merupakan varietas yang paling toleran dilihat dari keparahan penyakit yang ditimbulkan. RGSV dapat menginfeksi beberapa gulma rumput serta mampu menyebabkan gejala yang khas. Gulma yang dapat terinfeksi RGSV antara lain Axonopus compresus, Cyperus kyllingia, Eleusine indica, Echinocloa colona, dan Eragrostis tinella. Pada gulma Digitaria ciliaris tidak muncul gejala penyakit.

Brown planthopper attack on the field besides causing direct damage to the plants also transmit various viruses. One of the many important diseases reported are the grassy stunt symptoms. Currently the study of stunted disease of rice in Indonesia is still bit. This study was conducted to assess the trait and relationship virus with insect vectors and host range of disease-causing viruses stunted grass in rice. The research was conducted on the field observations, laboratory research, and greenhouses research. The results showed that based on phylogenetic grouping known that RGSV Juwiring isolates different cluster with RGSV Moyudan isolates. This is what causes the difference in symptoms were found in an area with other areas in Indonesia. Brown planthopper (BPH) is well aligned with the RGSV effect on the incubation period of the disease, the incidence of disease, severity of disease, and the symptoms of disease caused. The period of acquisition of the virus by the most effective vector is 10 days. 1 BPH have been able to cause symptoms. Inoculation period virus by the most effective vector is 24 hours. Female leafhopper more effective in transmitting the virus. Retention of virus in the body vector is 27 days. Each rice varieties have a different response to RGSV. Each rice varieties have a different response to RGSV. Membramo and Ciherang varieties is most susceptible varieties, which showed symptoms of severe stunted. While the Situ Bagendit, IR64 and Inpari 13 varieties there are no symptoms stunted. Situ Bagendit varieties are the most tolerant varieties views of the severity of the disease caused. RGSV can infect some weeds and capable of causing the typical symptoms. Weeds can be infected RGSV among others Axonopus compresus, Cyperus kyllingia, Eleusine indica, Echinocloa colona, and Eragrostis tinella. On Digitaria ciliaris not show symptoms of disease.

Kata Kunci : kisaran inang, penularan, RGSV, wereng cokelat, strain